Nganjuk (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur menyatakan bahwa alokasi pupuk bersubsidi di kabupaten ini untuk musim tanam 2017 turun.

"Alokasi pupuk di Nganjuk memang turun. Misalnya, untuk urea dari semula 44 ribu, menjadi sekitar 36 ribu," kata Kepala Bidang Bina Usaha dan Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Abdul Gofur di Nganjuk, Jumat.

Ia mengatakan, pengurangan itu bukan hanya terjadi di Kabupaten Nganjuk, melainkan secara nasional. Untuk jenis ZA pada 2017 kuota pupuknya adalah 26.341 ton, SP36 7.060 ton, Phonska 27.838 ton, dan organik 14.034 ton.

Pihaknya memperkirakan, dengan kuota pupuk yang sudah ada saat ini, dimungkinkan mencukupi untuk kebutuhan pupuk di Kabupaten Nganjuk. Luas lahan pertanian di kabupaten ini sekitar 100 ribu hektare yang merupakan lahan sawah.

Namun, pihaknya tetap melakukan evaluasi. Terlebih lagi, di 2016 lalu hujan terjadi sepajang tahu. Di Kabupaten Nganjuk termasuk daerah dengan lahan yang bagus. Bahkan, Nganjuk termasuk daerah penyangga atau lumbung pangan nasional, dengan produksi gabah yang melimpah.

Abd Gofur mengemukakan, jika petani di 2017 melakukan tanam hingga empat kali serta lahan pertaniannya juga semakin luas, alokasi pupuk yang ada tentunya menjadi minus.

Nantinya, lanjut dia, dinas pertanian akan melakukan evaluasi lagi terkait dengan kuota tersebut hingga Mei 2017. Jika kurang, ke depannya dinas pertanian akan mengusulkan penambahan pupuk lagi, demi mencukupi kebutuhan pupuk di daerah ini.

"Pengurangan itu dievaluasi sampai Mei-Juni 2017. Nanti kami bisa mengusulkan kembali. Untuk sementara, stoknya mencukupi," ujarnya.

Terkait dengan produksi gabah di Kabupaten Nganjuk, Abdul mengatakan produksi cukup baik. Dari luas lahan yang ada, semuanya bisa menghasilkan padi dengan baik. Pada 2017, ditargetkan 90 ribu hektare bisa ditanami semua dan bisa menghasilkan gabah yang bagus.

Pemkab Nganjuk pun juga mulai membuat kebijakan untuk membatasi penggunaan lahan produktif menjadi bangunan. Pemerintah tidak memberikan izin pendirian bangunan, karena lahan diharapkan bisa fokus untuk pertanian, demi ketahanan pangan.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017