Surabaya (Antara Jatim) - DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menyikapi munculnya kabar nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini digadang-gadang masuk bursa Calon Gubernur Jatim di Pilkada Jatim 2018.
       
 "Pilgub Jatim masih jauh. DPD PDIP Jatim belum mengumumkan apa pun terkait itu. Normalnya akan didahului dengan penjaringan dan penyaringan calon-calon," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono di Surabaya, Rabu.
     
 Menurut dia, di PDIP itu, mekanisme organisasi dijalankan dahulu, baru kemudian diambil keputusan. Bukan sebaliknya, keputusan dulu, baru mekanisme kemudian. "Ini tidak dikenal di PDIP," katanya.
     
Namun, lanjut dia, pihaknya mendengar arus isu yang berkembang sejumlah nama bermunculan, di antaranya bakal-bakal calon itu berasal dari bupati/wali kota yang dianggap berhasil dan telah memimpin dengan baik di periode ke-2. 
     
 "Itu wajar karena akselerasi karir lebih lanjut dari kader-kader PDIP yang ditugaskan di pemerintahan," katanya.
     
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mendengar kabar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diunggulkan dalam rencana kontestasi itu karena rekam jejak pemerintahan di Kota Surabaya sangat baik. 
     
 Pada Pilkada 2015, lanjut dia, Risma meraih suara 86,3 persen. "Suatu dukungan publik yang sangat mutlak bagi bu Risma. Dan, di periode pemerintahan ke-2 ini, porseneleng Bu Risma makin kencang dalam memimpin Kota Surabaya," katanya.
     
 Ia mengatakan popularitas Risma tinggi, begitu juga dengan tingkat keterpilihannya. Hal itu bisa dilihat dalam kontestasi Pilgub DKI yang lalu, dimana popularitas bu Risma terus meningkat hingga kabarnya mencapai 34 persen. Sebelum akhirnya PDIP memutuskan untuk mengajukan pasangan Ahok-Djarot di Jakarta.
     
 "Biasanya di PDIP dijalankan survei terlebih dahulu. Ini untuk mengetahui popularitas dan keterpilihan calon-calon. Ada baiknya metode itu dijalankan lebih dahulu sebelum akhirnya diambil keputusan final. Ini hanya saran saya saja," katanya.
     
 Sejauh ini, lanjut dia, Risma belum pernah mengajak bicara PDIP terkait kontestasi Pilgub Jawa Timur. "Karakter Bu Risma memang tidak mau meminta-minta jabatan. Hari-harinya dihabiskan untuk bekerja di pemerintahan. Karena dalam konsepsi bu Risma, jabatan itu adalah amanah. Tentang tugas-tugas di masa depan, bu Risma tidak pernah memikirkan. Tugas-tugas hari ini, dikerjakan habis-habisan. Ibarat pepatah, biji yang baik bakal jatuh di tempat yang baik," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017