Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan laporan kejadian kebakaran yang disampaikan warga sering terlambat yang mengakibatkan pemadaman kebakaran tidak bisa dengan cepat dilakukan.
    
"Laporan kejadian kebakaran yang kami terima sering terlambat masuk sehingga pemadaman tidak bisa dilakukan dengan cepat," kata Kepala Bidang Pemadaman BPBD Bojonegoro Taji Supatno di Bojonegoro, Rabu.
    
Menurut dia, masyarakat cenderung berusaha mengatasi kejadian kebakaran sendiri, tetapi setelah tidak teratasi baru melapor ke BPBD.  
    
Padahal, menurut dia, regu pemadam kebakaran BPBD selalu siaga penuh sehingga begitu ada laporan masuk tidak lama sudah sampai di lokasi kejadian kebakaran.
    
"Perhitungan kami regu pemadam kebakaran bisa datang ke lokasi kejadian kebakaran kalau di dalam kota sekitar tujuh menit," kata petugas pemadam kebakaran BPBD Budi.
    
Dengan demikian, menurut dia, kalau ada kejadian kebakaran pemukiman warga, juga bangunan lainnya bisa dengan cepat diterima petugas pemadam kabakaran BPBD, maka kebakaran tidak akan berkembang.
     
Apalagi, lanjut dia,  petugas pemadam kebakaran jumlahnya mencapai sekitar 150 personel yang dilengkapi dengan sejumlah mobil unit pemadam kebakaran.
    
Selain itu, lanjut dia, dalam pemadaman sering mobil unit pemadam kebakaran kesulitan mencapai lokasi disebabkan jalan yang sempit.
      
"Yang jelas kerugian material juga bisa dikurangi kalau kejadian kebakaran dengan cepat tertanggulangi," ucapnya menegaskan.
    
Namun, ia mengakui nomor telepon 113 yang menerima laporan kejadian kebakaran tidak bisa dihubungi dengan nomor telepon selular, meskipun sudah diberi nomor kode kabupaten.
    
"Telepon 113 hanya bisa dihubungi dengan telepon rumah," ujarnya.
    
Oleh karena itu, pihaknya mulai menyosialisasikan nomor telepon yang bisa dihubungi dalam kejadian kebakaran, selain 113 juga sejumlah nomor telepon selular karena posko BPBD juga ada di sejumlah kecamatan.
    
Sesuai data di BPBD setempat menyebutkan kerugian dalam 48 kejadian kebakaran pada 2016 sebesar Rp1,7 miliar, turun dibandingkan kerugian dalam 113 kejadian kebakaran pada 2015 yang mencapai Rp17,1 miliar.
    
Sedangkan selama Januari ini telah terjadi lima kali kejadian kebakaran pemukiman warga dengan kerugian sekitar Rp450 juta.
    
"Turunnya kejadian kebakaran juga kerugian lebih banyak dipengaruhi musim kemarau basah sehingga ketika kemarau masih turun hujan," kata Kasi Pemadaman BPBD Bojonegoro Sukirno. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017