Surabaya (Antara Jatim) - Selama ini, mungkin banyak orang yang sudah mengetahui atau bahkan mendengar tempat wisata Pantai Kuta yang terkenal keindahannya karena memiliki pasir putih seperti butiran merica serta lautan biru yang membentuk setengah lingkaran dan berkelok serta dikelilingi oleh hijaunya perbukitan.
     
Namun kebanyakan mereka mengetahui bahwa Pantai Kuta itu ada di Pulau Bali.  Tetapi kali ini berbeda, ternyata di pantai selatan Pulau Lombok juga terdapat sebuah pantai yang juga bernama Pantai Kuta yang jauh lebih cantik dan alami.

Pantai Kuta ini berada di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Pantai ini memiliki garis pantai sepanjang 7,2 Kilometer. Di sebelah barat pantai, terdapat sebuah bukit yang dinamai Bukit Mandalika.

Dari puncak Bukit Mandalika dapat dilihat pemandangan Pantai Kuta yang terbentang indah, dengan air lautnya yang bening. Bahkan juga bisa melihat gugusan terumbu karangnya. Dari Kota Mataram, Pantai Kuta Lombok ini berjarak sekitar 72 Kilometer ke arah Tenggara, dan bisa dicapai sekitar 90 Menit perjalanan. 

Keunikan dari Pantai Kuta Lombok adalah butiran-butiran pasirnya relatif besar dan berbentuk seperti merica yang tidak terdapat di pantai-pantai lainnya. Sehingga jika pengunjung berjalan menyusuri pinggir pantai tanpa alas kaki maka akan merasakan sensasi yang berbeda dan nyaman ketika menginjak pasir pantai ini.

Selain pemandangannya yang indah, lokasi pantai ini juga terkenal akan tempat berselancar, banyak wisatawan atau peselancar domestik maupun mancanegara yang mencoba ombak di pantai ini.

"Saya cukup menikmati suasana di Pantai Kuta. Begitu indah, benar-benar pantai ini masih asri," kata salah satu pengunjung dari rombongan keluarga karyawan Kantor Berita Antara Biro Jatim di Surabaya Zakiyah Sholikah.

Menurut Zakiyah, pantai ini masih sepi pengunjung, terlebih lagi pada hari kerja, namun tentu inilah yang menjadi nilai tambah dari Pantai Kuta Lombok ini. Ia merasakan ketika datang ke Pantai Kuta seperti mempunyai pantai pribadi, hanya ada sedikit pengunjung dan ditambah beberapa penjual pernak-pernik khas Lombok yang hilir mudik menawarkan songket Sasak. 

"Tempat ini sangat cocok bagi bagi saya untuk menghilangkan kepenatan terhadap rutinitas sehari-hari. Maklum pekerjaan saya di Surabaya menguras pikiran, jadi butuh refresing bersama keluarga di sini," katanya.

Saat perjalanan, ia melihat dari perbukitan pemandangan biru laut Pantai Kuta yang berlangit cerah. "Saya sudah membayangkan pasir putihnya yang berbentuk bulat laksana merica bumbu di dapur," kata ibu dua anak ini. 

Kawasan Pantai Kuta ini, sudah lumayan cukup ramai walaupun tidak begitu tertata. Terlihat beberapa turis yang berjalan santai dan beberapa turis berjemur di kawasan Kuta ini. 

Bahkan penginapan-penginapan dan homestay-homestay sudah tersedia. kawasan Pantai Kuta  ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas ATM.  Berwisata di Kawasan Pantai Kuta ini merupakan kawasan paling lengkap fasilitasnya di kawasan wisata Lombok Tengah.

Meski demikian, di kawasan Lombok tengah terkenal dengan penjual yang setengah memaksa mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa. Mereka menjual aksesoris berupa gelang, kalung dan lainnya. 

Zakiyah beranggapan bahwa budaya ini perlu dipelihara, dalam artian bahwa budaya entrepreneurship sudah ditanamkan sejak kecil. Namun, akan lebih baik kalau hal-hal yang sifatnya memaksa diubah ke hal-hal yang persuasif, sehingga wisatawan merasa nyaman berwisata ke Pantai Kuta dengan persuasi bukan dengan paksaan. 

"Sesekali membeli tidak apa-apa, tapi kalau dipaksa membeli terus dengan barang yang sama ya tentunya kurang enjoy saja," kata Zakiyah.
    
Legenda

Salah seorang pemandu wisata Andre Hermawan mengatakan biasanya Pantai Kuta Lombok ini menjadi sangat ramai pada bulan Februari atau Maret karena ada sebuah upacara tahunan. 

Selain wisatawan, penduduk lokal pun akan tumpah ruah di pantai ini pada upacara yang dikenal dengan upacara Bau Nyale. 

"Nyale adalah sejenis cacing laut yang berjumlah jutaan dan hanya muncul setahun sekali di Pantai Kuta Lombok," katanya.

Menurut dia, hanya di Pantai Kuta Lombok saja munculnya. "Biasanya warga sini keluar setelah subuh, karena Nyale itu munculnya sekitar jam 04.00 atau 05.00. Nyale ini dipercaya dapat membawa berkah," katanya.

Di balik upacara Bau Nyale ini, ternyata ada legenda yang dipercaya oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat.  Menurut legenda yang berkembang di masyarakat sekitar pantai, dahulu ada seorang putri berparas sangat cantik dan berambut panjang yang bernama Putri Mandalika. 

Banyaknya lamaran dari pangeran dan pemuda membuat Putri Mandalika bingung untuk mengambil keputusan, maka ia pun terjun ke laut. Sebelum terjun, ia berjanji akan kembali satu kali dalam setahun. 

Rambut panjang Putri Mandalika inilah yang kemudian menjelma menjadi Nyale (cacing laut).  Sampai saat ini cacing tersebut sering muncul sekali dalam setahun yang disebut Nyale. 

"Maka untuk memperingati sekaligus menanti kedatangan Putri Mandalika, masyarakat setempat mengadakan upacara Bau Nyale. Masyarakat juga meyakini bahwa pasir berbentuk merica yang terdapat di Pantai Kuta Lombok ini merupakan sarang nyale yang jumlahnya jutaan," katanya.

Upacara Bau Nyale merupakan tradisi penangkapan cacing nyale yang biasa diadakan oleh masyarakat setempat pada bulan Februari atau Maret. Inilah menjadi salah satu surga untuk Pantai Kuta yang diidamkan oleh anak muda. 

"Dari situ, warga percaya Nyale itu adalah jelmaan sang Putri dan kini semua orang bisa mendapatkan putri yang berwujud Nyale," katanya.

Masyarakat juga meyakini bahwa pasir berbentuk merica yang terdapat di Pantai Kuta Lombok ini merupakan sarang nyale yang jumlahnya jutaan.(*)
Video oleh : Abdul H





Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017