Magetan (Antara Jatim) - Para petani jeruk Pamelo di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami gagal panen akibat curah hujan yang tinggi di sepanjang tahun 2016 hingga mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

Sugeng, seorang petani jeruk Pamelo di sentra produksi Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Kamis mengatakan curah hujan yang tinggi tersebut telah berimbas pada tanaman jeruk Pamelo di lahannya tidak berbuah. Kalaupun ada yang berbuah, pertumbuhannya tidak maksimal karena terkena hujan dan hama penggerek buah jeruk dan lalat buah.

"Hasilnya, buah jeruk tidak bisa besar, malahan membusuk karena dimakan hama penggerek buah dan lama-lama jatuh ke tanah," kata dia kepada wartawan.

Selain rugi karena gagal panen, pihaknya juga masih mengeluarkan biaya perawatan tanaman. Seperti pemupukan dan penyemprotan obat hama. 

"Meski demikian, hama tidak kunjung hilang karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Akibatnya buah jeruk menjadi kecil-kecil dan busuk," ujarnya.

Ia menjelaskan, bulan Februari hingga April biasanya menjadi masa panen raya di sentra jeruk Pamelo Magetan yang berada di Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan. Namun, tahun ini menjadi masa suram karena petani tidak memiliki stok buah untuk memenuhi permintaan konsumen. 

"Biasanya menjelang perayaan tahun baru Imlek kami mendapat banyak pesanan dari warga Tionghoa untuk keperluan sembahyang di klenteng. Tapi tahun ini kami tiddak dapat mengirimnya karena tidak ada buah," katanya.

Buah jeruk tersebut biasaya dikirim ke beberapa kota besar pemesan. Di antaranya ke Jakarta, namun ada juga yang memenuhi kebtuhan imlek di daerah sekitar Magetan dan Madiun.

Untuk jeruk Pamelo pesanan imlek, satu buah jeruknya dihargai lebih tinggi dari harga normalnya. Yakni di kisaran harga Rp6000 hingga Rp7.500 per buah, sedangkan harga biasa hanya berkisar Rp4.000 hingga Rp5.000 per buah.

Kini kondisi tersebut tidak dapat dinikmati petani jeruk Pamelo di Magetan. Sugeng memprediksi kerugiannya tersebut mencapai ratusan juta rupiah."Hal itu dihitung dari biaya operasi pemeliharaan tanaman serta hasil panen yang bisanya mencapai 15.000 buah jeruk untuk empat lahan yang saya miliki," kata dia.

Seperti diketahui, Kabupaten Magetan dikenal sebagai daerah penghasil jeruk Pamelo. Di Magetan yang merupakan sentra penghasil jeruk Pamelo terdapat di Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan (Betasuka). 

Data Dinas Pertanian setempat mencatat, tanaman jeruk pamelo di Magetan telah mencapai lebih dari 582.845 pohon, yang tersebar di sentra penanaman jeruk Pamelo dengan luas wilayah mencapai lebih dari 450 hektare. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017