Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur mengharapkan objek wisata kebun salak mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setelah dikembangkan sebagai desa wisata berbasis salak.

"Saya harapkan dengan dijadikannya Desa Wedi menjadi desa wisata berbasis salak, mampu meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid, di lokasi Festival Salak, Kamis.

Ia optimistis Desa Wedi bisa menjadi sebuah desa wisata, karena di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, memiliki potensi tanaman salak seluas 75 hektare yang sudah ada sejak 1907.

Oleh karena itu, menurut dia, persyaratan sebuah desa menjadi sebuah desa wisata yakni warga harus melakukan kegiatan berkesinambungan, seperti Festival Salak yang akan dilakukan setiap tahun.

"Ke depan desa lainnya yang juga penghasil salak harus dilibatkan untuk mendukung pengembangan desa wisata berbasis salak," ucapnya, menegaskan.
 
Selain itu, lanjut dia, pengembangan Desa Wedi menjadi desa wisata juga membutuhkan dukungan berbagai pihak di jajaran pemerintah kabupaten (pemkab), juga pihak lainnya.

"Pengembangan desa wisata salak juga membutuhkan dukungan dinas pengairan yang bisa mengatur sistem pengairan di kebun salak agar tanaman salak bisa terus berkembang dengan baik," ucapnya.

Dalam Festival Salak yang pertama kalinya itu, warga setempat mengarak gunungan salak setinggi sekitar 2 meter yang terdiri dari sekitar 3.000 salak dari balai desa menuju masjid setempat dengan jarak sekitar 750 meter.

Gunungan salak dengan berat sekitar 4 kuintal itu diiringi ibu-ibu yang membawa berbagai aneka kuliner dengan bahan salak juga dimeriahkan tabuhan hadrah yang melantunkan lagu-lagu Islami.

Di sepanjang perjalanan warga juga para pelajar mulai siswa Paud, TK, juga pelajar lainnya menyambut arak-arakan dengan bendera merah putih.

Menurut Kepala Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Mashuri, desanya akan dijadikan desa wisata alam bukan wisata buatan, sebab salak di desa setempat sudah ada sejak zaman dulu.
 
Bahkan, lanjut dia, salah produksi di desanya tidak hanya dikenal di lokal, tetapi juga secara nasional, karena pedagang dalam menjual salaknya sampai ke berbagai daerah di  Tanah Air.

Selain salak, lanjut dia, warga sudah mengembangkan berbagai aneka kuliner salak, mulai keripik, kerupuk, sirup, jenang, wingko, juga kuliner lainnya.

"Kami mengharapkan dengan dijadikannya Desa Wedi sebagai desa wisata mampu meningkatkan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Sesuai data desa penghasil salak di Kecamatan Kapas, selain Desa Wedi, juga Desa Tanjungharjo, Bangilan, dan Kalianyar. (*)
Video oleh : Slamet AS

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017