Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya mengharapkan peran tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) lebih dioptimalkan khususnya dalam hal pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
     
Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini, di Surabaya, Selasa, mengatakan jumlah pasien DBD di Kota Surabaya dalam dua tahun terakhir terbilang masih cukup tinggi. 
     
 "Kami berharap ibu-ibu yang teragabung dalam PKK rajin memberi perhatian dan peduli pada lingkungan tempat tinggalnya," katanya.
     
Menurut dia, demam berdarah bukan hanya soal penyakit, tetapi juga bisa menjadi pemicu terjadinya masalah sosial. Wali kota memberi contoh andaikan ada seorang kepala keluarga yang terkena demam berdarah dan kemudian tidak tertolong (meninggal). Padahal, kepala keluarga tersebut merupakan sumber aliran nafkah tunggal bagi anak-anaknya. 
     
"Bila seperti itu, bagaimana nasib anak-anaknya. Bukan tidak mungkin akan terjurumus kepada masalah sosial. Karena itu, jangan sepelekan jentik nyamuk karena efeknya besar," ujarnya.  
      
Selain itu, lanjut dia, wali kota juga mengingatkan ibu-ibu penggerak PKK dan juga ibu rumah tangga di Surabaya untuk menjaga keharmonisan keluarga. Terlebih, pada 2016 lalu, ada cukup banyak pengajuan gugatan cerai yang masuk di ruang kerjanya. 
     
Ia mengatakan terbanyak yang mengajukan cerai dari perempuan. Penyebabnya bermacam-macam di antaranya karena masalah gaji suaminya yang lebih sedikit.  "Pererat keutuhan keluarga. Salah satunya dengan menjaga penampilan di rumah," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017