Surabaya (Antara Jatim) - Aktivis pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) mengheningkan cipta jelang pemutaran perdana film "Istirahatlah Kata-kata" di Lobby depan Studio 2 XXI Tunjungan Plaza Surabaya, Jawa Timur, Kamis malam. 

Para aktivis di Surabaya ini memang sedang menggelar nonton bareng yang digagas oleh Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) Jawa Timur. 

Mereka bersama-sama menyaksikan film yang mengangkat sosok penyair pejuang demokrasi Widji Thukul itu pada pemutaran jam kedua, pukul 19.15 WIB.

15 menit sebelum pemutaran berlangsung, para aktivis ini membeber payung-payung berwarna hitam, di Lobby XXI Tunjungan Plaza. 

Lantas mereka mengitari payung-payung hitam yang ditata tepat di depan Studio 2, tempat yang akan memutar film sejarah tentang perjuangan aktivis dalam upaya menegakkan demokrasi di Indonesia itu. 

"Marilah kita sejenak mengheningkan cipta untuk mengenang perjuangan Widji Thukul dan teman-teman kita, para aktivis Reformasi 1998, yang sampai sekarang tidak pernah kembali," ucap Kusnan, salah seorang aktivis, memimpin doa. 

Mengheningkan cipta pun berlangsung khidmad selama kurang lebih 3 menit. "Kita mengheningkan cipta untuk mengingatkan kepada teman-teman tentang perjuangan Widji Thukul. Hati kita ada pada dia," ujar Kusnan. 

Sebenarnya, lanjut Kusnan, mengheningkan cipta ini simbolis saja. "Kita juga berdoa untuk pengungkapan kasus 13 orang aktivis yang sampai sekarang hilang bersama Widji Thukul," ungkap aktivis angkatan reformasi ’98 ini.

Film "Istirahatlah Kata-kata" serentak diputar di delapan kota Indonesia, termasuk Surabaya, mulai 19 Januari. Di XXI Tunjungan Plaza Surabaya, film ini diputar dua kali. Jam pertama pukul 14.15, jam kedua 19.15. 

Pada pemutaran perdana, di dua jam pemutaran XXI Tunjungan Plaza itu itu, tiketnya selalu ludes terjual tak kurang dari satu jam setelah loket dibuka. Banyak calon penonton harus pulang karena tidak kebagian tiket. 

"Kecewa banget. Sudah diniatin dari kemarin kita mau nonton dengan mengajak teman-teman kantor. Kita bisa sampai ke XXI Tunjungan ini penuh perjuangan karena jalanan macet. Eh, sampai ke sini tiketnya habis," ucap Mustika Ridwan.

Padahal, warga Rembang, Jawa Tengah, yang tinggal di kawasan Surabaya Selatan ini, mengaku sangat penasaran dengan kisah perjuangan Widji Thukul yang diangkat oleh sutradara Yosep Anggi Noen ke layar lebar. 

Kekecewaan juga dirasakan Rofita Naila, warga Kota Surabaya lalinnya, yang malam itu juga datang bersama teman-temannya. 

"Kita tertarik nonton film 'Istirahatlah Kata-kata' karena ini film festival, selain juga film sejarah. Kan jarang sekali film kelas festival diputar di bioskop Indonesia. Sedih sekali, ternyata sampai sini kita kehabisan tiket," ucapnya. 

Mustika dan Rofita bersama teman-temannya berniat kembali lagi besok untuk berburu tiket. "Sayangnya kan kita tidak boleh booking tiket dari sekarang. Jadi besok kudu datang lebih awal agar gak kehabisan tiket," ungkap Mustika. 

Pewarta: Hanif N

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017