Sidoarjo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo masih menunggu instruksi dan petunjuk teknis dari pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa Timur guna menyikapi langkah yang harus dilakukan terkait mahalnya harga cabai.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati, Selasa mengatakan, pihaknya masih menunggu petunjuk dari pusat terkait dengan kenaikan harga cabai ini.

"Kami masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat dan juga dari pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait dengan kondisi ini," katanya.

Ia mengakui, saat ini harga cabai yang ada di Kabupaten Sidoarjo masih cukup tinggi yakni sekitar Rp95 ribu untuk cabai kecil dan sekitar Rp25 ribu untuk cabai besar.

"Harga ini memang masih cukup tinggi untuk tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Saat ini, kenaikan harga tidak hanya terjadi untuk cabai saja yang ditemukan di sejumlah pasar tradisional. Pasokan sayur mayur, mulai wortel, kol dan daun selEdri mulai terlambat akibat cuaca ekstrEm ini.

Keterlambatan pasokan ini, yakni cabAI rawit, cabAI acar dan daun seledri mendominasi kenaikannya mencapai 50 hingga 100 persen dari harga normal. Kenaikan ini sudah dirasakan para pedagang sayuran sejak sepuluh hari terakhir.

Salah satu pedagang Pasar Larangan Sidoarjo, Sudarmi mengatakan, harga cabai yang sebelumnya dijual dengan harga berkisar antara Rp65 ribu perkilogram, saat ini menjadi Rp100 ribu perkilogramnya.

"Sementara untuk daun seledri naik 100 persen. Sebelumnya dijual harga berkisar Rp10 ribu perkilogramnya. Saat ini menjadi Rp20 ribu perkilogramnya. Sedangkan untuk kol, wortel dan sawi hijau rata naik menjadi sepuluh ribu rupiah perkilogramnya," katanya.

Pedagang mengaku, kenaikan ini bisa berubah menjadi lebih tinggi terjadi jika pasokan terus menurun. Diduga turunnya pasokan yang berpengaruh pada kenaikan harga ini, murni dipengaruhi oleh cuaca ekstrim yang terjadi pada sejumlah daerah pemasok sayur mayur.

"Kami berharap harga kembali normal seperti semula," katanya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017