Surabaya (Antara Jatim) - Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya, Anthoni, Andreas Wijaya dan Yovita Sugionoputri merancang Automatic Railway Gate System (AuraGS) yaitu palang pintu kereta api otomatis yang menggunakan aki sebagai sumber daya.

"AuraGS bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan kereta api yang disebabkan tidak adanya palang pintu perlintasan, kelalaian petugas dalam menutup pintu perlintasan, dan tidak menutupnya palang pintu perlintasan akibat pemadaman listrik," kata Yovita Sugionoputri di kampus setempat, Selasa.

Dia mengatakan masih banyak perlintasan kereta api yang tidak berpalang karena tidak ada atau kurangnya pasokan listrik, hal lain yang memicu kecelakaan kereta api di perlintasan umumnya juga dapat disebabkan oleh kelalaian petugas dalam menutup palang pintu perlintasan (human error).

Menurut dia, AuraGS adalah pengembangan palang pintu otomatis yang sudah ada. Bedanya, AuraGS menggunakan aki sebagai sumber daya energi. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki palang pintu kereta serta memiliki keterbatasan sumber daya listrik.

Selain itu, lanjutnya aki ini dapat melakukan self-charging sehingga mudah dalam perawatannya dan lebih hemat energi. Sistem self-charging ini memanfaatkan baling-baling yang bergerak karena energi kinetik yang dihasilkan oleh angin yang berasal dari pergerakan kereta api saat melintas pada daerah palang pintu perlintasan kereta api.

"Putaran baling-baling akan dikonversi menjadi energi listrik melalui converter yang selanjutnya dialirkan menuju aki untuk mengisi daya aki," kata mahasiswi semester VI itu.

Ia menjelaskan, AuraGS menggunakan dua macam sensor yaitu sensor mekanik sebagai sensor utama dan photo sensor sebagai sensor pembantu. Photo sensor digunakan sebagai sensor pengganti, dimana photo sensor bekerja saat terjadi kegagalan sistem pada sensor mekanik.

Sebelumnya, tim mengadakan survey dan juga konsultasi dengan PT Kereta Api Indonesia tentang standar-standar keamanan yang ada.

Sementara itu anggota yang lain, Anthoni, menjelaskan, prototype palang AuraGS dibuat 1:2 dengan aslinya. Palang kereta asli memiliki panjang 4 meter, sehingga palang AuraGS sepanjang 2 meter dan tingginya 1 meter.

Sementara untuk baling-baling, dibuat seperti ukuran aslinya yaitu tingginya 1,8 meter. Tim memanfaatkan fan indoor AC bekas yang dirakit dengan baja untuk menjadi baling-baling. Nantinya, baling-baling akan diletakkan 1,2 meter dari rel kereta.

“Daya aki tidak akan habis karena daya yang terpakai untuk membuka tutup palang akan segera digantikan dengan daya yang baru,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dosen pembimbing AuraGS Sunardi Tjandra ST MT mengatakan, AuraGS telah memperoleh beberapa prestasi di antaranya Juara 1 Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Pimus) 2014 Cabang Karya Tulis Ilmiah, Medali Perak International Invention, Inovation, and Design 2015 di Johor, Malaysia.

Selain itu, AuraGS juga menerima Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) oleh Kemenristekdikti Periode Pendanaan 2016.

“Dalam Pimus dan International Invention, Inovation, and Design 2015 di Johor itu hanya perancangan sistem saja, kemudian baru dikembangkan sehingga menghasilkan protorype dengan skala perbandingan 1:2,” pungkasnya. (*)

Video : Willy Irawan

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017