Madiun (Antara Jatim) - Harga cabai rawit di pasaran Kabupaten Madiun, Jawa Timur terus merangkak naik hingga mendekati kisaran Rp100 ribu per kilogram.

Kenaikan harga tersebut terpantau terjadi hampir setiap hari di Pasar Caruban Baru dan di Pasar Sambirejo, Jiwan, Kabupaten Madiun. 

Jika tiga hari sebelumnya harga cabai rawit masih di kisaran Rp80 ribu per kilogram, saat ini fluktuasi negatif tersebut menyebabkan harga cabai rawit mencapai kisaran Rp94 ribu hingga Rp96 ribu per kilogram.

"Naiknya hampir setiap hari. Kenaikannya bisa Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Saat ini saja sudah hampir Rp100 ribu per kilogram," ujar salah satu pedagang cabai rawit di Pasar Caruban Baru, Siswati kepada wartawan, Sabtu.

Hal yang sama terpantau untuk cabai jenis lainnya. Meski tidak semelambung cabai rawit, namun harga cabai keriting dan cabai merah besar juga tergolong tinggi.

Terpantau harga cabai keriting mencapai Rp42 ribu per kilogram dan cabai merah besar berkisar antara Rp27 ribu hingga Rp33 ribu per kilogram.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun Anang Sulistiyono mengatakan kenaikan harga semua jenis cabai tidak hanya terjadi di Kabupaten Madiun, namun hampir di semua daerah di Indonesia.

"Hal itu karena ada dua hal yang mempengaruhi untuk di Kabupaten Madiun, yakni faktor cuaca sehingga banyak petani cabai gagal panen dan faktor pasokan ke Madiun yang berkurang karena stok petani minim akibat gagal panen," ujar Anang kepada wartawan. 

Menurut dia, kedua faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dan masih ditambah dengan kebutuhan masyarakat yang masih tinggi setelah momentum Natal dan tahun baru 2017. Kondisi tersebut membuat harga cabai melonjak. 

Sisi lain, Kabupaten Madiun bukan merupakan daerah penghasil sehingga harga cabai di wilayah setempat juga dipengaruhi oleh biaya distribusi dan lancar-tidaknya distribusi antardaerah.

Karena itu, pihaknya kesulitan menekan laju kenaikan harga karena permasalahan serupa juga timbul di daerah lain. 

"Dengan kata lain, kenaikan harga tersebut murni karena pengaruh pasar. Dan diharapkan harga segera turun seiring meningkatkan pasokan dan menurunnya permintaan pasar setelah momentum hari raya Natal 2016 dan tahun baru 2017," katanya. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017