Situbondo (Antara Jatim) - Jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menemukan sebanyak enam orang ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS dari 111 penderita penyakit tersebut selama 2016 dalam kondisi sedang hamil.
"Bebebrapa waktu lalu dua dari keenam ibu hamil penderita HIV/AIDS tersebut melahirkan di salah satu rumah sakit di Malang, dan selamat. Bayinya tidak tertular virus mematikan itu," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Heryawan di Situbondo, Jumat.
Kendati demikian, petugas dinas kesehatan setempat tidak mengizinkan ibunya menyusui (ASI) karena khawatir tertular.
Sejak diketahui oleh petugas kesehatan, kata dia, keenam ibu hamil pengidap HIV/AIDS tersebut memang terus dalam pantauan dan pengawasan dinas kesehatan. Mereka sudah menjalani terapi pengobatan HRV.
"Kalau ibu hamil pengidap HIV/AIDS tidak terpantau sejak dini atau tidak segera ditangani sekitar 60 persen dipastikan bayinya akan tertular penyakit yang diderita oleh ibunya," kata Konselor HIV/AIDS itu.
Heryawan menyatakan bahwa penyebaran penyakit HIV/AIDS di Situbondo sangat memperihantinkan karena sudah menjangkit kepada semua kalangan. Sebanyak 60 persen penderitanya adalah ibu rumah tangga yang tertular lewat suaminya yang sering berhubungan seks bebas di luar rumah.
Sebelumnya, dinas kesehatan kabupaten setempat mencatat sebanyak 20 orang dari 111 orang pengidap HIV/AIDS meninggal dunia selama tahun 2016. Dan angka kematian pengidap virus tersebut meningkat dibandingkan pada 2015.
Pada 2015 jumlah pengidap HIV/AIDS memang lebih tinggi, yakni sebanyak 123 orang, akan tetapi jumlah korban meninggal dunia lebih kecil dibanding pada 2016 yang mencapai 20 orang.
Dari 111 penderita HIV/AIDS pada 2016, katanya, 70 persen di antaranya sudah masuk kategori AIDS sedangkan 30 persen lainnya pada stadium HIV. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Bebebrapa waktu lalu dua dari keenam ibu hamil penderita HIV/AIDS tersebut melahirkan di salah satu rumah sakit di Malang, dan selamat. Bayinya tidak tertular virus mematikan itu," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Heryawan di Situbondo, Jumat.
Kendati demikian, petugas dinas kesehatan setempat tidak mengizinkan ibunya menyusui (ASI) karena khawatir tertular.
Sejak diketahui oleh petugas kesehatan, kata dia, keenam ibu hamil pengidap HIV/AIDS tersebut memang terus dalam pantauan dan pengawasan dinas kesehatan. Mereka sudah menjalani terapi pengobatan HRV.
"Kalau ibu hamil pengidap HIV/AIDS tidak terpantau sejak dini atau tidak segera ditangani sekitar 60 persen dipastikan bayinya akan tertular penyakit yang diderita oleh ibunya," kata Konselor HIV/AIDS itu.
Heryawan menyatakan bahwa penyebaran penyakit HIV/AIDS di Situbondo sangat memperihantinkan karena sudah menjangkit kepada semua kalangan. Sebanyak 60 persen penderitanya adalah ibu rumah tangga yang tertular lewat suaminya yang sering berhubungan seks bebas di luar rumah.
Sebelumnya, dinas kesehatan kabupaten setempat mencatat sebanyak 20 orang dari 111 orang pengidap HIV/AIDS meninggal dunia selama tahun 2016. Dan angka kematian pengidap virus tersebut meningkat dibandingkan pada 2015.
Pada 2015 jumlah pengidap HIV/AIDS memang lebih tinggi, yakni sebanyak 123 orang, akan tetapi jumlah korban meninggal dunia lebih kecil dibanding pada 2016 yang mencapai 20 orang.
Dari 111 penderita HIV/AIDS pada 2016, katanya, 70 persen di antaranya sudah masuk kategori AIDS sedangkan 30 persen lainnya pada stadium HIV. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017