Gresik, (Antara Jatim) - PT Pupuk Indonesia secara resmi meluncurkan pupuk NPK Phonska Plus yang merupakan produk PT Petrokimia Gresik (PG), dan bergerak di bidang pupuk komersial atau non-subsidi untuk sektor retail.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat yang hadir dalam kegiatan peluncuran di Gresik, Jawa Timur, Kamis petang mengatakan produk ini kali pertama diluncurkan dalam uji coba di Denpasar dan Yogyakarta pada November 2016.

"NPK Phonska Plus mendapat perhatian cukup tinggi dari distributor Petrokimia Gresik, sehingga saat ini total pemesanan NPK Phonska Plus telah mencapai 15.000 ton dari berbagai wilayah di Indonesia," katanya.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto mengatakan peluncuran produk baru NPK Phonska Plus merupakan jawaban atas hasil riset "International Fertilizer Association" (IFA) yang menyebutkan sebesar 50 persen kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Zink (Zn) yang cukup signifikan.

"Peta defisiensi Zink menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah. Selain pada tanah, IFA juga menyebutkan bahwa 1/3 populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zink pada tubuh," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, adanya produk baru NPK Phonska Plus yang memiliki unsur hara mikro Zink didalamnya dapat menjadi solusi terhadap masalah defisiensi Zink pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK nonsubsidi dengan kualitas yang lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau.

"Adanya unsur inilah yang membedakan antara NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa," katanya.

Christijanto menjelaskan, NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air).

Dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15 persen. Selain itu juga terdapat unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9 persen dan Zink sebesar 2.000 part per million (ppm).

Ia mengatakan produk baru tersebut telah melewati serangkaian uji aplikasi di sejumlah titik, seperti Kediri, Tabanan, Lombok, Jember, dan Boyolali dengan bekerja sama universitas dan Balai Penelitian Tanaman Pertanian (BPTP).

"Uji aplikasi membandingkan penggunaan NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan NPK Phonska biasa (NPKS, tanpa Zink), dengan dosis pemupukan yang sama pada komoditas padi, yaitu menggunakan formulasi 5:3:2 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea untuk per hektar sawah," katanya.

Hasilnya, kata Christijanto NPK Phonska Plus mampu meningkatkan panen rata-rata 0,57 ton per hektar gabah kering panen atau 9 persen lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zink.

Sedangkan pada tanaman jagung, uji aplikasi NPK Phonska Plus dilakukan di Jember, Jawa Timur, mampu meningkatkan hasil panen 8 persen atau 0,68 ton per hektar lebih besar dibandingkan dengan NPK Phonska (NPKS) biasa tanpa Zink.

"Produk baru ini untuk menjawab permasalahan defisiensi Zink pada lahan pertanian dan manusia, dan kami akan mulai gencar mengampanyekan pentingnya unsur hara mikro Zink, sekaligus menyosialisasikan manfaat dan keunggulan NPK Phonska Plus pada tahun ini," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017