Tulungagung (Antara Jatim) - Seorang tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, atas nama Haryanto (27) dikabarkan meninggal dunia diduga akibat sakit jantung koroner yang menyebabkannya mengalami kembung sebelum menghembuskan nafas terakhir di Malaysia .
    
Andik Joko Wibowo, kakak dari Haryanto, saat ditemui di kediaman orang tuanya di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Kamis mengatakan kabar kematian Haryanto diterima keluarga pada Selasa (3/1) siang sekitar pukul 13.00 WIB.
    
"Kami hanya mendapat kabar dari teman adik saya yang sama-sama bekerja di Johor, Malaysia," kata Andik.
    
Tidak banyak hal disampaikan Andik maupun saudara-saudaranya saat dikonfirmasi wartawan. Mewakili keluarga, Andik mengaku hanya bisa pasrah dan berharap jenazah sang adik segera dipulangkan ke Indonesia untuk disemayamkan di pemakaman umum desa.
    
Ia dan keluarganya mengatakan tidak berniat mempersoalkan ataupun mempertanyakan lebih detail terkait sebab-sebab kematian mendadak Haryanto yang selama ini diketahui segar-bugar dan berperawakan besar dan sedikit dempal tersebut.
    
"Kami tahu almarhum baik-baik saja karena pada Senin (2/1) malamnya masih mengunggah status di facebook dan bahkan sempat melakukan obrolan daring (percakapan online/chatting) dengan teman-temannya di medsos," tutur Haryono, saudara kembar Haryanto.
    
Belum ada konfirmasi ataupun klarifikasi dari pihak Kedubes RI di Malaysia ke keluarga Haryanto di Ngunut, melalui dinas sosial tenaga kerja dan pemerintah desa.
    
Menurut Andik, saat ini salah satu saudaranya yang sama-sama menjadi TKI di Malaysia, Yeni, sedang mengurus pemulangan jenazah Haryanto ke Tanah Air.
    
"Kami tidak tahu bagaimana mengurus masalah ini, yang terpenting sekarang adalah bagaimana supaya jenazah adik kami bisa segera dipulangkan," ujarnya.
    
Andik mengaku, adiknya sudah berada di Malaysia sekitar dua tahun melalui prosedur resmi. Hanya saja dia tidak mengetahui melalui PT mana adiknya berangkat.
    
Ia menyatakan sejak keberangkatan pada 2014 silam, Haryanto belum pernah pulang. "Kami hanya intens berhubungan melalui sambungan telepon dan dia tidak pernah telat mengirimkan uang," ujarnya
    
Hal senada diutarakan Eliana, adik korban. Menurut dia, saat ini kakak keduanya yang bernama Yeni Fitrianingsih masih berada di di Kedubes RI untuk mengetahui benar tidaknya informasi tersebut.

Beredar kabar, Haryanto meninggal karena dibunuh dengan luka sayat leher akibat perkelahian antargeng buruh urban di Malaysia. Namun kebenaran isu tersebut belum terverifikasi karena Andik dan anggota keluarga yang

lain di Ngunut mengaku belum mendapat informasi resmi dari kedubes ataupun jajaran birokrasi terkait, seperti dinsosnakertran, BNPTKI ataupun lainnya.
    
Namun sampai saat ini belumn ada kabar terbaru yang diterima keluarga. "Mbak Yeni tadi sempat bilang hendak ke kedubes untuk mengecek kebenarannya," tuturnya.

Saat dikonfirmasi melalui layanan jejaring media sosial whatsapp, Yeni mengaku masih mengurus surat pemulangan jenazah. "Semua masih dalam penyelidikan Polis Diraja Malaysia," jawabnya pendek.
    
Sementara itu Kabid Penempatan TKI Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung Sunarto saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui hal tersebut.
    
Ia mengatakan, konfirmasi kasus TKI meninggal di luar negeri baru laporan dari Desa Besole, Kecamatan Besuki atas nama Eko yang juga mengadu nasib juga meninggal di Malaysia.
    
Jenazahnya sendiri sudah tiba dan dimakamkan pada Rabu (4/1) malam. "Kami akan mengecek hal ini terlebih dulu kepada BNP2TKI," kata Sunarto.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017