Damaskus (Antara) - Militer Suriah mengumumkan bahwa kota terbesar kedua negara itu, Aleppo, telah sepenuhnya direbut kembali dari pasukan pemberontak, kemenangan terbesar pemerintah Suriah dalam perang sipil yang berlangsung hampir enam tahun.
"Berkat darah para syuhada dan pengorbanan pasukan bersenjata kami yang gagah berani serta pasukan sekutu.... komando angkatan bersenjata mengumumkan kembalinya keamanan Aleppo setelah dibebaskan dari terorisme dan teroris, dan pengungsian para warga yang tinggal di sana," kata militer dalam satu pernyataan, Kamis (22/12).
Pengumuman itu datang tak lama setelah televisi negara melaporkan bahwa konvoi terakhir yang membawa pasukan pemberontak dan warga sipil telah meninggalkan Aleppo timur.
"Empat bus terakhir yang membawa teroris dan keluarga mereka tiba di Ramussa", sebuah distrik selatan Aleppo yang dikuasi oleh pasukan pemerintah, menurut saluran TV pemerintah.
Ahmed Qorra Ali, seorang pejabat kelompok pemberontak Ahrar al Sham, membenarkan bahwa "konvoi terakhir telah meninggalkan daerah yang dikuasai oleh pemberontak."
Sebelumnya, Palang Merah mengatakan bahwa lebih dari 4.000 petempur telah meninggalkan wilayah yang dikuasai pasukan pemberontak di kota tersebut dalam "tahap terakhir" evakuasi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan telah mengerahkan para pengamat untuk memantau evakuasi terakhir di bawah resolusi yang diadopsi Dewan Keamanan pada Senin.
Pasukan pemberontak, yang menguasai Aleppo timur pada 2012, setuju mundur dari benteng tersebut setelah operasi militer sebulan yang mengusir mereka dari 90 persen bekas wilayah mereka.
Kesepakatan evakuasi diperantarai oleh Rusia, yang melancarkan serangan udara untuk mendukung rezim Presiden Bashar Al Assad tahun lalu, dan Turki, yang mendukung beberapa kelompok pemberontak menurut warta kantor berita AFP. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016