Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah wisatawan yang berkunjun ke Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengaku kecewa lantaran kondisi objek wisata yang masih berantakan dan tidak sedap dipandang.
"Dulu saat masih muda (Pantai) Prigi tidak semrawut seperti ini. Masih indah, rindang dan alami," kata Endri, seorang marinir aktif asal Surabaya yang sengaja memilih berlibur ke Pantai Prigi bersama keluarganya, Kamis.
Endri yang sore itu berpakain sipil (nondinas), sempat mengaku kecewa lantaran suasana pantai yang kotor dan tak sedap dipandang.
Selain terkesan garing dan banyak sampah, kata dia, pedagang makanan dan cinderamata dibiarkan menempati kios-kios yang dibangun alakadarnya, sekitar 20 meter dari sepadan pantai.
"Harusnya pedagang kaki lima juga tidak sembarangan berjualan di tepi-tepi pantai seperti itu. Tidak bagus pemandangan," ujarnya.
Giyono, pengurus nelayan budidaya yang juga pengiat LSM di Kecamatan Watulimo tegas mengkritik pola pembangunan Pantai Prigi yang selalu berubah dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak memiliki konsep yang jelas.
"Dibangun dibongkar, dibangun lagi dibongkar lagi. Selain wisatawan kecewa, pedagang juga dirugikan karena pembangunan membuat kunjungan wisatawan sepi," ujarnya.
Kendati kritis, Endri mengaku memaklumi proses pengembangan kawasan yang saat ini tampak dilakukan di sepanjang pesisir Pantai Prigi, mulai pembangunan panggung 360 derajat yang menjadi ikon baru setempat, maupun area bola voli pantai di sisi barat.
"Mungkin bertahap. Semoga cepat selesai dan pantai yang dulu masyur dan indah ini menemukan ruh pesonanya lagi," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Catur Eko Prasetyo mengatakan, penataan ulang destinasi wisata Pantai Prigi sedang dilakukan dengan konsep terpadu dan berkelanjutan.
"Sekarang ini yang dibangun adalah panggunh 360 derajat serta beberapa lapangan bola voli pantai. Tahun depan (2017) kami juga akan bangun kawasan taman, jalur jogging track atau pedestrian, serta sentra food court pedagang yang relokasi sedikit ke belakang," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Dulu saat masih muda (Pantai) Prigi tidak semrawut seperti ini. Masih indah, rindang dan alami," kata Endri, seorang marinir aktif asal Surabaya yang sengaja memilih berlibur ke Pantai Prigi bersama keluarganya, Kamis.
Endri yang sore itu berpakain sipil (nondinas), sempat mengaku kecewa lantaran suasana pantai yang kotor dan tak sedap dipandang.
Selain terkesan garing dan banyak sampah, kata dia, pedagang makanan dan cinderamata dibiarkan menempati kios-kios yang dibangun alakadarnya, sekitar 20 meter dari sepadan pantai.
"Harusnya pedagang kaki lima juga tidak sembarangan berjualan di tepi-tepi pantai seperti itu. Tidak bagus pemandangan," ujarnya.
Giyono, pengurus nelayan budidaya yang juga pengiat LSM di Kecamatan Watulimo tegas mengkritik pola pembangunan Pantai Prigi yang selalu berubah dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak memiliki konsep yang jelas.
"Dibangun dibongkar, dibangun lagi dibongkar lagi. Selain wisatawan kecewa, pedagang juga dirugikan karena pembangunan membuat kunjungan wisatawan sepi," ujarnya.
Kendati kritis, Endri mengaku memaklumi proses pengembangan kawasan yang saat ini tampak dilakukan di sepanjang pesisir Pantai Prigi, mulai pembangunan panggung 360 derajat yang menjadi ikon baru setempat, maupun area bola voli pantai di sisi barat.
"Mungkin bertahap. Semoga cepat selesai dan pantai yang dulu masyur dan indah ini menemukan ruh pesonanya lagi," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Catur Eko Prasetyo mengatakan, penataan ulang destinasi wisata Pantai Prigi sedang dilakukan dengan konsep terpadu dan berkelanjutan.
"Sekarang ini yang dibangun adalah panggunh 360 derajat serta beberapa lapangan bola voli pantai. Tahun depan (2017) kami juga akan bangun kawasan taman, jalur jogging track atau pedestrian, serta sentra food court pedagang yang relokasi sedikit ke belakang," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016