Surabaya, (Antara Jatim) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jawa Timur berencana
membangun jaringan tinggi 500 kilo volt (KV) pada awal 2017 untuk
meningkatkan suplai listrik di beberapa titik wilayah setempat.
"Untuk pembangunan 500 KV bakal dilakukan di Grati, Pasuruan yang memanjang hingga Wonorejo, Surabaya dan dimulai awal tahun 2017 dengan terget rampung pada 2019 nanti," kata Kepala Divisi Pengembangan Regional Jawa Bagian Timur dan Bali PT PLN, Paranai Suhasfan, di Surabaya, Rabu.
Paranai mengatakan, proyek pembangunan jaringan tegangan tinggi itu sebenarnya sudah tertunda selama 18 tahun, dan baru bisa dimulai lagi tahun 2017, sebab gardu induknya sudah ada.
"Awal pembangunan jaringan memang agak rumit karena melewati Bandara Juanda, Sidoarjo dengan melalui jaringan bawah tanah agar tak mengganggu aktivitas airport di wilayah itu," katanya.
Oleh karena itu, Paranai mengaku PLN telah menyiapkan investasi lebih banyak karena pembangunan jaringannya yang ditanam dibawah tanah, sehingga menghabiskan dana tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang pemasangan jaringan biasa.
"Untuk menyelesaikan proyek ini kami butuh investasi sekitar Rp2 triliun hingga 3 triliun, karena pembangunan jaringan bawah tanah ini memang cukup mahal. Kalau pembangunan jaringan atas, mungkin dana yang dibutuhkan hanya sekitar sepertiganya atau sekitar Rp1 triliun," katanya.
Rencananya, dengan adanya jaringan tinggi tersebut melalui gardu induk di Surabaya Selatan, suplai listrik di wilayah itu akan makin kuat, sebab selama ini aliran listrik dari Surabaya masih disuplai dari gardu di Gresik dan Ngimbang.
"Dengan begitu, jaringan listrik di Surabaya akan makin kuat tahun 2019 nanti," katanya.
Paranai mengatakan, PLN juga masih mengerjakan pembangunan jaringan ekstra tinggi dari Paiton ke Bali, dengan membangun tower setinggi 340 meter di daerah Banyuwangi dan Bali.
"Sekarang masih dalam tahap penentuan lokasi tower dan kami menargetkan akan beroperasi di tahin 2019," katanya.
Sementara itu, total aliran listrik di Jatim tahun ini mencapai 9.000 mega watt (MW), dengan daya puncak hanya mencapai 5.263 MW.
"Artinya, listrik di Jatim surplus hingga 3.737 MW, dan surplus listrik Jatim kami salurkan ke Jawa Tengah dan Jawa Barat sebesar 1.364 MW dan ke Bali sekitar 300 MW," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Untuk pembangunan 500 KV bakal dilakukan di Grati, Pasuruan yang memanjang hingga Wonorejo, Surabaya dan dimulai awal tahun 2017 dengan terget rampung pada 2019 nanti," kata Kepala Divisi Pengembangan Regional Jawa Bagian Timur dan Bali PT PLN, Paranai Suhasfan, di Surabaya, Rabu.
Paranai mengatakan, proyek pembangunan jaringan tegangan tinggi itu sebenarnya sudah tertunda selama 18 tahun, dan baru bisa dimulai lagi tahun 2017, sebab gardu induknya sudah ada.
"Awal pembangunan jaringan memang agak rumit karena melewati Bandara Juanda, Sidoarjo dengan melalui jaringan bawah tanah agar tak mengganggu aktivitas airport di wilayah itu," katanya.
Oleh karena itu, Paranai mengaku PLN telah menyiapkan investasi lebih banyak karena pembangunan jaringannya yang ditanam dibawah tanah, sehingga menghabiskan dana tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang pemasangan jaringan biasa.
"Untuk menyelesaikan proyek ini kami butuh investasi sekitar Rp2 triliun hingga 3 triliun, karena pembangunan jaringan bawah tanah ini memang cukup mahal. Kalau pembangunan jaringan atas, mungkin dana yang dibutuhkan hanya sekitar sepertiganya atau sekitar Rp1 triliun," katanya.
Rencananya, dengan adanya jaringan tinggi tersebut melalui gardu induk di Surabaya Selatan, suplai listrik di wilayah itu akan makin kuat, sebab selama ini aliran listrik dari Surabaya masih disuplai dari gardu di Gresik dan Ngimbang.
"Dengan begitu, jaringan listrik di Surabaya akan makin kuat tahun 2019 nanti," katanya.
Paranai mengatakan, PLN juga masih mengerjakan pembangunan jaringan ekstra tinggi dari Paiton ke Bali, dengan membangun tower setinggi 340 meter di daerah Banyuwangi dan Bali.
"Sekarang masih dalam tahap penentuan lokasi tower dan kami menargetkan akan beroperasi di tahin 2019," katanya.
Sementara itu, total aliran listrik di Jatim tahun ini mencapai 9.000 mega watt (MW), dengan daya puncak hanya mencapai 5.263 MW.
"Artinya, listrik di Jatim surplus hingga 3.737 MW, dan surplus listrik Jatim kami salurkan ke Jawa Tengah dan Jawa Barat sebesar 1.364 MW dan ke Bali sekitar 300 MW," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016