Surabaya (Antara Jatim) - Tujuh perupa perempuan asal Kota Surabaya, Jawa Timur, mengusung karya bertema "Transformasi", yang dipamerkan di Galeri House of Sampoerna Surabaya, mulai 16 Desember 2016 hingga 14 Januari 2017.

"Pameran ini sekaligus menutup serangkaian agenda kegiatan pameran seni rupa di Galeri House of Sampoerna di sepanjang tahun 2016," ujar Manager Museum dan Marketing House of Sampoerna Rani Anggraini, di sela pembukaan pameran, Kamis malam.

Rani mengatakan, pameran penutup di penghujung tahun 2016 ini sengaja menampilkan perupa perempuan. "Karena bulan Desember kan identik dengan perempuan, sekalian merayakan hari Ibu pada 22 Desember," katanya. Karenanya dipilih tujuh perempuan asal Kota Surabaya yang selama ini telah menunjukkan eksistensinya menggeluti bidang senirupa untuk mengekspresikan karya-karyanya di Galeri House of Sampoerna.

"Kita ambil tema Transformasi, atau perubahan. Maka dari tujuh perupa perempuan ini kita minta untuk mengekspresikan persepsi mereka tentang perubahan," jelasnya. Tujuh perupa perempuan tersebut adalah Woro Indah Lestari, Jenny Lee, Adrinalia Nila, Icha Dechapoe, Maria Goretti, Risya Ayudya, dan Intan Rista Rini.

"Seperti yang kita lihat dalam pameran ini, masing-masing perupa menggambarkan perubahan dalam kehidupannya sebagai seorang perempuan sesuai dengan karakter masing-masing," ucap Rani. Ada sebanyak 14 karya yang dipamerkan oleh tujuh perupa perempuan itu. Karya-karya bertajuk "Transformasi" tersebut diekspresikan dalam berbagai macam gaya atau aliran seni rupa yang dituangkan dalam berbagai macam media.

Intan Rista Rini, misalnya, menyuguhkan karya bergaya pop art berjudul "Egomeephobia Virus". Menyuguhkan sosok seorang perempuan, dengan sejumlah bagian tubuhnya ditempeli foto-foto berbagai tokoh mode yang sudah populer atau dikenal khalayak. Menggunakan media image transfer on glass, karyanya ini ditempelkan di sebidang cermin, sehingga setiap orang yang melihatnya bisa sekilagus bercermin.

Dalam liflet yang dibagikan kepada pengunjung pameran, Intan menjelaskan bahwa karyanya ini merupakan representasi dari begitu banyaknya informasi yang diterima manusia dalam kesehariannya yang kemudian membentuk sifat pribadinya."Tanpa disadari, informasi ini berasal dari pribadi manusia lain di sekitarnya," katanya.

Sedangkan Maria Goretti memamerkan karya berjudul "Instant Happiness", dengan media cat sablon di atas karung. Lukisan bergaya figuratif dengan karakter kartun itu memberi informasi bahwa segala sesuatu kini bisa dicapai serba instan, sehingga setiap orang tak perlu berproses dengan bersusah payah untuk mencapai kebahagiaan.

Perupa Woro Indah Lestari, melalui karya berjudul "Dalam Batas dan Celah" yang dituangkan dalam mixed media, mengajak pengunjung pameran yang menyaksikan karyanya agar bersikap seimbang dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin memanjakan dan memberi kemudahan bagi umat manusia.

"Apakah kita harus mempertahankan tradisi kita dengan masa lalu, atau kita harus memberi batasan-batasan pada modernitas. Sementara pada modernitas tidak semuanya negatif. Modernisasi ada nilai positifnya. Tetapi bukan berarti kita kemudian meninggalkan hal-hal yang positif pada tradisi yang telah tercipta masa lalu. Kita berharap ada sikap balance antara pencapaian di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang," tuturnya, saat dikonfirmasi tentang karyanya.

Perupa Jenny Lee, yang dalam pameran ini menampilkan satu karya patung dan dua karya lukis, menekankan, bahwa  tema "Transformasi" dalam pameran ini, sebenarnya lebih mengajak kaum perempuan agar lebih optimis dalam mencapai harapan-harapannya.

"Transformasi budaya telah menyebabkan pola pikir perempuan dari dulu hingga sekarang mengalami perubahan. Yang dulunya perempuan itu tidak bisa berekspresi, sekarang sudah bisa lebih berekspresi," katanya.

Bagi Jenny, perubahan zaman saat ini membuka kesempatan besar bagi kaum perempuan untuk meraih harapan-harapan dan keinginannya. "Pameran ini mengajak kaum perempuan harus lebih semangat dan lebih optimis. Itu intinya," ujarnya.(*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016