Jember (Antara Jatim) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang mengancam sejumlah wilayah di kabupaten setempat.

"Berdasarkan informasi dari BMKG, puncak curah hujan diprediksi cukup tinggi pada Desember hingga Januari 2017, sehingga masyarakat harus meningkatkan kesiagaan terhadap potensi bencana banjir dan longsor," katanya di Jember, Senin.

Menurut dia, sepekan lalu banjir sudah merendam ribuan rumah warga di beberapa kecamatan akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember hingga menyebabkan luapan sungai meluber ke rumah warga.

"Tidak menutup kemungkinan rumah warga yang terendam banjir beberapa waktu lalu akan kembali tergenang banjir akibat luapan air sungai, sehingga kami minta warga siaga terhadap banjir susulan," tuturnya.

Data BPBD Jember mencatat sebanyak 1.776 rumah warga yang berada di enam kecamatan yakni Kecamatan Balung, Wuluhan, Bangsalsari, Sumberbaru, Tanggul, dan Semboro terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi dari 20 centimeter hingga 1 meter pada Kamis (8/12).

"BPBD bersama sukarelawan terus melakukan pemantauan di sejumlah lokasi daerah rawan banjir dan memantau tiga daerah aliran sungai (DAS) besar yang terus yakni DAS Tanggul, Bedadung, dan Mayang yang melintasi sejumlah daerah," katanya menambahkan.

Sementara Administratur Perhutani Jember Djohan Suryo Putro kepada sejumlah wartawan mengatakan sebanyak 70 retakan tanah di Jember yang kalau dibiarkan akan berpotensi terjadi bencana longsor dan membahayakan masyarakat yang ada di hilir.

"Sejak banjir bandang tahun 2006 di Kecamatan Panti, pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penelitian dan berdasarkan penelitian itu ternyata ada sekitar 70 titik retakan tanah di Kabupaten Jember," tuturnya.

Menurutnya, titik retakan itu menyebar mulai dari Kecamatan Tanggul hingga Silo, namun yang paling banyak retakan itu berada di lereng Pegunungan Argopuro mulai dari Kecamatan Tanggul hingga perbatasan Kecamatan Jelbuk. 

"Retakan memang yang cukup parah di Perkebunan Kalijompo, Kecamatan Sukorambi, sehingga warga bersama-sama melakukan penutupan retakan dengan menggunakan plastik, sehingga air tidak langsung mengguyur retakan itu," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016