Jember (Antara Jatim) - Inisiator Komunitas Bermain Tanoker Farha Ciciek mengatakan Festival Egrang ke-7 diharapkan menjadi ikon revitalisasi budaya karena permainan tradisional egrang saat ini hampir jarang ditemukan dan seakan ditinggalkan olah masyarakat.
"Permainan egrang merupakan warisan leluhur, sehingga tidak hanya dilestarikan, namun perlu dilakukan revitalisasi dengan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat," kata perempuan yang akrab disapa Ciciek saat menggelar bincang-bincang persiapan Festival Egrang ke-7 di Jember, Kamis.
Festival Egrang yang diinisiasi oleh Tanoker merupakan pesta rakyat tahunan akan digelar di Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada 15 Desember 2016 dan diikuti oleh sekitar 30 defile egrang dari masyarakat setempat dan peserta dari luar daerah.
"Festival Egrang itu akan menjadi panggung kreativitas masyarakat yang didominasi oleh buruh migran di Kecamatan Ledokombo mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lanjut usia yang terinspirasi dengan egrang," tuturnya.
Menurut dia, Festival Egrang ke-7 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena melibatkan banyak pihak yang akan meramaikan kegiatan pesta rakyat tersebut, bahkan berbagai lomba, pameran dan bazar, sehingga suasananya bakal lebih meriah.
"Beberapa lomba itu yakni foto selfie yang diunggah memalui akun instagram, lomba hasil kerajinan ibu-ibu mantan buruh migran, dan lomba fotografi Festival Egrang," ucapnya.
Dalam kegiatan itu juga akan dikembangkan kuliner khas Kecamatan Ledokombo yang tidak hanya fokus kepada rasa tapi juga art kulineri yang bernilai seni, sehingga semua yang ditampilkan dalam Festival Egrang adalah kreasi dari masyarakat setempat dan jaringan Tanoker yang disebut "Friend Tanoker".
"Karnaval dengan menggunakan kostum daur ulang juga memeriahkan kegiatan Festival Egrang karena temanya adalah ramah lingkungan, sehingga kami mengajak semua pihak berkampanye ramah lingkungan dengan egrang," ujarnya.
Ciciek berharap ada perhatian dari pemerintah kabupaten yang dipimpin Bupati Faida dan Wakil Bupati A. Muqiet Arief yang baru menjabat beberapa bulan karena Festival Egrang itu tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tapi juga mengkreasikan budaya masyarakat lokal.
"Kami berharap dukungan pemerintah tidak hanya secara pasif, namun juga aktif dengan melakukan revitalisasi warisan leluhur tersebut melalui permainan egrang yang menggambarkan keseimbangan kehidupan," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016