Nusa Dua, Bali, (Antara) - Pluralisme dapat berjalan baik di Indonesia karena adanya moto atau semboyan Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda tetapi satu jua), ujar mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan.

"Moto nasional Indonesia Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi satu) menjadikan sebanyak 300 etnis kelompok dengan 700 bahasa berbeda-beda yang tersebar di Indonesia dapat hidup secara damai," ujar Kofi Annan saat menyampaikan pidatonya dalam "Bali Democracy Forum IX", di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Kamis.

Ia mengapresiasi moto atau semboyan Indonesia Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu jua).

"Berbicara Bali di mana tradisi dan nilai-nilai masyarakatnya dapat terjaga dengan baik," kata dia.

Ia mengatakan bahwa agama, pluralisme dan demokrasi dapat berjalan selaras.

"Agama dan keyakinan telah memberikan panduan kemanusiaan dan kode etis. Agama telah menginspirasi banyak aturan, bahkan di negara sekuler. Tapi kita tidak bisa mengingkari agama kadang dijadikan alasan untuk membunuh sesama manusia," ujar dia.

Satu-satunya cara untuk menghindari konflik, lanjut dia, setiap pemeluk agama harus bisa menjalankan agamanya secara bebas dengan berpegang pada semangat pluralisme.

Ia mengungkapkan pluralisme tidak hanya sebuah konsep yang menghargai perbedaan, melainkan nilai-nilai masyarakat.

"Demokrasi adalah sistem yang cocok untuk menopang pluralisme pada saat ini," ucapnya.

Melalui demokrasi, hak-hak masyarakat maupun perorangan diberikan kesempatan yang setara.

"Demokrasi bukan hanya terkait pemilihan, melainkan juga terkait hukum, dan melindungi kebebasan beragama," tuturnya.(*)

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016