Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya menyatakan penentuan titik halte untuk transportasi massal bus Trans Surabaya menyesuaikan kebutuhan, bukan berdasarkan kepentingan pengembang.
     
"Ada sekitar 65 titik kebutuhan halte, namun dibangun bertahap sesuai status lahan dan geometrik jalan serta dipilih kebutuhantertinggi," kata Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyu Drajat kepada Antara di Surabaya, Rabu.
     
Menurut dia,  operasional bus Trans Surabaya akan dimulai pada 2017. Sebagai pilot project dipilih kawasan Middle East Ring Road (MERR) (Jalan Ir. Soekarno hingga Kenjeran).
     
 Meskipun demikian mengenai pembangunan halte, lanjut dia, pihaknya mengarahkan ke pihak swasta dengan kompensasi reklame. "Biasanya biro reklame pihak ketiganya. Kita hanya sistem informasinya. Sementara kita buat bus stop dulu sebelum halte," ujarnya.
     
 Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Vinsensius Awey sebelumnya mengatakan penentuan halte bukanlah berdasarkan kepentingan para pengembang untuk menjadikan lokasi halte sebagai bagian dari strategi penjualan unit apartemen/unit rumah kawasan pengembang mereka.
     
"Akan tetapi penentuan halter haruslah mengacu kepada kebutuhan. Kebutuhan setempat yang memang merupakan lokasi pelayanan publik atau ruang publik yang ramai dikunjungi misalnya kampus,  mal, rumah sakit, dan lainnya," katanya.
     
 Menurut dia, penentuan halte haruslah dikaji dengan baik dari segala aspek kajian yang ada, misalnya menghitung seberapa jauh kebiasaan masyarakat untuk berjalan. "Itu juga bisa dijadikan acuan serta aspek lainnya," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016