Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memanfaatkan tiga mesin pompa air untuk membuang genangan banjir di di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang tidak bisa terbuang mengalir ke Bengawan Solo.
    
"Untuk membuang genangan air banjir di sejumlah desa di Baureno dan Kanor, terpaksa memanfaatkan tiga mesin pompa air, sejak tiga hari lalu," kata Kasi Logistik dan Prasarana BPBD MZ. Budi Mulyono, Rabu.
    
Padahal, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo sudah surut, tetapi genangan air banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, tidak bisa terbuang mengalir secara gravitasi ke Bengawan Solo.
    
"Di sejumlah desa di Kanor dan Baureno, lokasinya rendah sehingga genangan air  banjir masih merendam pemukiman warga dan persawahan," jelas dia.
    
Ia menyebutkan wilayah yang masih terendam air banjir antara lain, Desa Lebaksari, Kalisari, Pucangarum, dan sekitarnya di Kecamatan Baureno, dan Desa Temu, dan Kedungprimpen, di Kecamatan Kanor.
    
Bahkan sejumlah SDN di desa setempat terpaksa menunda pelaksanaan ujian akhir semester (UAS), disebabkan lingkungan sekolahan juga pemukiman warga masih terendam air  banjir.
    
Selain itu, lanjut dia, perbaikan tanggul Kali Mekuris yang jebol di sejumlah lokasi di dua wilayah itu belum bisa dilakukan.
    
"Sepanjang tidak ada tambahan air hujan atau banjir susulan Bengawan Solo maka genangan air banjir dua kecamatan itu cepat surut, sebab disedot dengan mesin pompa air," ucapnya menambahkan.
    
Sesuai data di BPBD menyebutkan genangan air banjir telah merendam tanaman padi seluas 1.990 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Kanor. Selain itu, genangan air banjir juga masih erendam tanaman padi seluas 1.507 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Baureno.
    
"Ya jelas tanaman padi saya rusak terendam air banjir, sebab sudah dipupuk," ucap seorang petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Paslun, menambahkan.
    
Ia menambahkan tanaman padi di desanya rata-rata masih berusia sekitar 20 hari, sehingga mati akibat terendam air banjir luapan Bengawan Solo dalam beberapa hari.
    
"Usia tanaman padi petani di desa kami hampir sama," ucapnya.
    
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro di bawah siaga banjir.
    
Tapi, lanjut dia, ketinggian air di hilir Babat, Laren, Karanggeneng, Kuro, semuanya di Lamongan, masih siaga dengan ketinggian masing-masing 7,02 meter (siaga hijau), 5,10 meter (siaga kuning), 3,72 meter (siaga hijau) dan 1,70 meter (siaga hijau). (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016