Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang dan perajin industri rumahan keripik tempe di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan turunnya omzet jualan mereka dampak kerusakan parah infrastruktur jalan raya Trenggalek-Tulungagung di ruas Desa Kranding.

"Sejak jalan rusak ini semakin parah, omzet turun drastis akibat tak ada pengendara yang berani berhenti," kata Sofie, pedagang keripik tempe di Desa Kranding, Kecamatan Pogalan, Jumat.

Keluhan serupa diungkapkan sejumlah pedagang lain, sejak dua pekan lalu.

Jika pada kondisi normal omzet pedagang mencapai Rp1 juta per hari (pedagang dengan volume penjualan menengah/sedang), saat ini omzet susut sekitar 70 persen.

"Biasanya kami masih bisa jual 1.000 lembar keripik tempe sehari, sekarang mau jual 500 saja susah sekali. Bahkan pernah tidak laku seharian," kata Suyanto, pedagang lain.

Menurut pedagang, turunnya omzet dipicu oleh kerusakan parah pada infrastruktur jalan di jalur yang menjadi sentra pusat jajanan khas Trenggalek itu.

Deretan kendaraan dari dua arah yang berjalan pelan dan mengular karena jalan rusak berlubang menyebabkan hampir tak ada lagi calon pembeli yang berani berhenti saat jam-jam padat lalu lintas.

"Ada yang mau berhenti saja sudah diklakson dan dimarahi kendaraan di belakangnya yang terus bergerak. Akibatnya ya dagangan menjadi tidak laku," kata Komsiyah, perajin keripik tempe di lingkungan yang sama.

Penurunan omzet tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada perajin industri rumahan jajanan keripik tempe seperti Komsiyah.

Sebab menurut penjelasan Komsiyah, permintaan keripik tempe ikut turun drastis saat jajanan khas Trenggalek itu kurang laku di tingkat pedagang eceran.

"Sudah dua pekan ini, kami jarang produksi karena permintaan turun banyak. Khawatir nanti malah tidak laku," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016