Surabaya, (Antara Jatim) - Naiknya bawang merah dan beberapa bahan makanan seperti cabe merah, cabe rawit dan tarif pulsa telepon memicu terjadinya inflasi sebesar 0,33 persen di Jawa Timur pada November 2016, dan angka itu masih relatif lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 0,47 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono, di Surabaya, Kamis mengatakan inflasi di Jatim juga merata terjadi di seluruh kabupaten dan kota, dengan tertinggi terjadi di Kediri dan Sumenep yang mencapai 0,53 persen, sedangkan terendah di Banyuwangi yang mencapai 0,25 persen.

"Sepanjang tahun 2006-2016, setiap November selalu terjadi inflasi kecuali November 2008 justru terjadi deflasi -0,09 persen, dan tertinggi terjadi pada November 2014 yang mencapai 1,38 persen," katanya.

Ia mengatakan inflasi di Jatim pada November 2016 juga didorong oleh naiknya hampir seluruh Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok bahan makanan yang mencapai 0,85 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,45 persen.

Kemudian kelompok makanan jadi, minuman dan rokok 0,29 persen, kelompok sandang 0,21 persen, transportasi, komunikas dan jasa keuangan 0,16 persen, perumahan 0,15 persen dan yang terendah ialah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yaitu 0,08 persen.

"Berdasarkan data kami, kenaikan bawang merah, cabe merah, cabai rawit, tarif pulsa memang menjadi pemicu, dan diduga faktor musim hujan dan cuaca buruk yang akhir-akhir ini sering terjadi yang mempengaruhi terganggunya produksi, sehingga menyebabkan pasokan di pasaran berkurang," katanya.

Sedangkan beberapa komoditas yang memberikan andil menahan laju inflasi di Jatim antara lain turunnya harga telur ayam ras, kentang, apel, gula pasir dan semen.

"Khusus komoditas semen beberapa bulan terakhir memang cenderung mengalami penurunan harga, hal ini selain disebabkan oleh stok semen di pasaran surplus, saat juga ini banyak merk produk semen sehingga produsen semen mulai menekan harga jual semen untuk menarik konsumen," katanya.

Sementara secara keseluruhan mulai Januari 2016 sampai November 2016 inflasi yang terjadi di Jawa Timur sudah mencapai 2,16 persen, atau lebih rendah jika dibanding dengan November 2015 atau November 2014 yang masing-masing mencapai 2,22 persen dan 5,27 persen.

"Kondisi ini menggambarkan kenaikan harga selama tahun 2016 lebih terkendali jika dibading dengan dua tahun sebelumnya," tuturnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016