Surabaya (Antara Jatim) - Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaludin memastikan pemerintah akan menjadikan hasil Kongres Maritim Indonesia I yang berlangsung di Surabaya, 1 - 2 Desember, sebagai bahan masukan untuk pengambilan kebijakan dalam sektor kemaritiman, khususnya di bidang infrastruktur.

"Di kongres ini kita merumuskan rencana aksi yang akan dijadikan masukan kebijakan pemerintah dalam sektor kemaritiman, khususnya infrastruktur," ujarnya, ditemui di lokasi kongres, Kamis. 

Menurutnya, pemerintah sangat berkepentingan dengan diadakannya Kongres Maritim Indonesia I untuk mewujudkan cita-cita menjadi  poros maritim dunia, sebagaimana yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Kongres Maritim Indonesia I mempertemukan para pihak terkait. Ada dari pemerintahan, akademisi, praktisi dan pelaku usaha. Sehingga kita bisa mengetahui, khususnya dari para pelaku usaha, terkait infrastruktur apa yang dibutuhkan. Dengan begitu kebijakan pemerintah dalam membangun infrastruktur laut nantinya akan tepat sasaran," katanya.

Sebenarnya, Ridwan menilai, infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini sudah jauh lebih baik. Dicontohkan, dalam setahun terakhir, pemerintah telah banyak meresmikan bandara-bandara kecil di pulau-pulau terluar Indonesia.  Selain juga keberadaan tol laut yang menjadi program pemerintah untuk memasok bahan-bahan kebutuhan pokok ke daerah-daerah yang selama ini sulit terjangkau. 

Pulau-pulau kecil yang telah terfasilitasi dengan infrasturktur bandara dan tol laut tersebut, diungkapkan Ridwan, kalau dihitung dari sisi ekonomi, sebelumnya sangat sulit untuk dibilang mencapai nilaiekonomi. 

"Tapi di situlah kehadiran pemerintah, mau tidak mau harus masuk menyiapkan infrastruktur konektivitas seperti itu. Tinggal sekarang bagaimana kita mengawal supaya program-program yang sudah berjalan itu bisa terlaksana lebih bagus dan yang kurang bisa kita lengkapi," katanya.

Melalui Kongres Maritim Indonesia I inilah Ridwan berharap pemerintah mendapat masukan dalam pengambilan kebijakan ke depan, demi mewujudkan pencanangan Indonesia sebagai poros maritim dunia.  Saat ini, dengan infrastruktur yang ada dan yang akan dibenahi, Ridwan mengaku belum memiliki kerangka waktu yang pasti untuk mewujudkan impian Indonesia sebagai poros maritim dunia. 

"Tapi yang pasti kita menuju ke sana. Paling tidak penyiapan pelabuhan sedang ditingkatkan. Banyak sekali program-program yang kita jalankan saat ini, mulai dari penyiapan kapal-kapal dan segala sistemnya di kepelabuhanan, agar pelabuhan kita lebih tertib dan efisien pengelolaannya. Selain juga kita upayakan peningkatan sumber daya manusianya, dan lain-lain," ungkapnya.

Penggagas Kongres Maritim Indonesia I, Prof Daniel M Rosyid, PhD, mengatakan dalam kongres ini telah mengundang berbagai pihak yang terkait dengan kemaritiman demi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. 

Selain dari Kemenko Kemaritiman, juga diundang perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Perindustrian. Juga diundang TNI Angkatan Laut, Badan Keamanan Laut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Anggota Dewan, akademisi, mahasiswa, serta pelaku industri galangan dan perusahaan pelayaran.

"Mahasiswa juga kita undang  karena mereka nanti yang membawa misi ini ke depan. Katakanlah 30 tahun yang akan datang, pada saat kita merdeka seratus tahun, anak-anak muda ini sudah menjadi pengambil keputusan. Jadi kita libatkan mereka mulai sekarang agar membangun komunitas pemuda yang memiliki visi maritim," tutur pakar maritim yang juga Guru Besar Bidang Kemaritiman dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS)  ini.

Daniel mengingatkan, komponen infrastruktur terpenting dalam industri maritim adalah kapal, di samping pelabuhan dan energi. Daniel menilai pelabuhan-pelabuhan yang ada saat ini masih perlu diperbaiki jumlah dan kinerjanya.  

"Selain itu kapal-kapal jenis tertentu saat ini memang sudah banyak jumlahnya. Tapi kapal-kapal jenis penyebrangan masih kurang. Masih ada kira-kira 50 lintasan penyeberangan yang harus kita bangun supaya kawasan-kawasan pulau terpencil bisa menjadi bagian yang menyatu dengan Indonesia," tuturnya.

Karenanya Kongres Maritim Indonesia I mengambil tema infrastruktur. Harapannya agar pembangunan yang akan datang lebih mengutamakan pemerataan daripada pertumbuhan. Jika perumusan infrastruktur melalui Kongres Maritim Indonesia I nantinya dijalankan pemerintah, Daniel memprediksi, impian Indonesia sebagai poros maritim dunia baru bisa terwujud pada tahun 2030.

Pewarta: Hanif N

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016