Trenggalek (Antara Jatim) - Jumlah rumah terdampak pergerakan tanah longsor di Desa Depok, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terus bertambah dengan area lebih luas.
    
Camat Bendungan Kholiq, Minggu mengatakan, saat ini total rumah yang diidentifikasi rawan terdampak tercatat sebanyak 32 KK dengan jumlah jiwa mencapai 99 orang.
    
"Jumlah ini bertambah dari sebelumnya tercatat sebanyak 16 KK, dengan tiga rumah rusak total tertimbun longsor," katanya.
    
Untuk mengantisipasi risiko fatal, kata dia, seluruh warga yang berada di aera terdampak terpaksa diungsikan.
    
Pemantauan juga dilakukan jajaran muspika, BPBD, tagana (taruna tanggap bencana), bagana (banser tanggap bencana) serta warga untuk terus memantau pergerakan tanah di atas tebing yang mulai retak/rekah dengan kendalaman mencapai 30 centimeter dan lebar 15 centimeter.
 
"Kami tidak mau ambil risiko, setiap turun hujan atau menjelang petang warga kami imbau turun dan menginap di posko pengungsian atau rumah-rumah penduduk yang lokasinya aman," kata Kholiq.
    
Ia mengatakan, kondisi pemukiman di area terdampak longsor tidak layak untuk ditempati sebagai daerah hunian.
    
Hal itu menurut Kholiq dikarenakan kondisi tanah yang semakin labil seiring retakan atau rekahan yang semakin memanjang dan lebar di beberapa titik tebing dan rumah-rumah penduduk yang memang berada di kemiringan bukit/tebing.
    
"Kalau menurut kamiya harus direlokasi. Tidak ada pilihan lain daripada berbahaya," katanya.
    
Selain di Desa Depok, longsor dilaporkan juga terjadi di Desa Suren Lor dan Masaran, Kecamatan Bendungan.
    
Di dua daerah itu, jumlah hunian yang terdampak tercatat masing-masing sebanyak 7 rumah (KK) di Desa Suren Lor dan 17 rumah di Desa Masaran, sehingga total hunian yang rusak dan rawan longsor di Kecamatan Bendungan ada sekitar 56 KK.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016