Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik Subdivre Tulungagung, Jawa Timur memastikan stok beras cadangan untuk korban bencana di wilayahnya mencukupi hingga akhir tahun.
    
"Sewaktu-waktu dibutuhkan, Bulog siap menyalurkan sesuai rekomendasi pemerintah daerah," kata Kepala Peru, Bulog Subdivre Tulungagung Budi Cahyanto di Tulungagung, Jumat.
    
Sejak awal tahun, kata dia, Bulog Subdivre Tulungagung memang telah mengalokasikan jatah beras cadangan untuk bencana sebanyak 100 ton.
    
Alokasi tersebut menurut Budi sudah sesuai instruksi atau aturan dari Perum Bulog pusat.
    
"Untuk setiap sub divre ada jatah 100 ton memang khusus masyarakat yang terkena bencana. Pada 29 Juni lalu kami sudah menyalurkan sebanyak 20,4 ton kepada warga di tiga kecamatan dekat pesisir laut," katanya.
    
Tiga kecamatan yang mendapat bantuan beras tersebut adalah Kecamatan Pucanglaban, Tanggunggunung, dan Besuki.
    
Di tiga kecamatan itu, kata Budi, matyoritas nelayan dalam kondisi darurat pangan karena paceklik ikan sejak akhir tahun lalu.
    
"Di tiga kecamatan itu banyak nelayan yang tidak melaut karena faktor cuaca ekstrem sehingga mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan pangannya," kata Budi.
    
Ia menjelaskan, Bulog memiliki standar peraturan sendiri dalam mengeluarkan jatah beras cadangan tersebut, salah satunya harus terjadi situasi bencana yang luar biasa.
    
"Kalau hanya bencana biasa dan tidak menimbulkan kerawanan pangan tidak bisa dikeluarkan, dan jika sedang terjadi bencana luar biasa dan cadangan beras jatah untuk korban bencana kurang, bupati bisa meminta tambahan beras, sesuai kebutuhan," katanya.
    
Sementara, untuk syarat menyalurkan cadangan beras pemerintah yang dikelola bulog di antaranya dinas terkait mengajukan surat bahwa ada potensi kerawanan pangan.
    
"Selanjutnya bupati menetapkan potensi terjadi timbulnya kerawanan pangan," katanya.
    
Selain Tulungagung, Bulog Subdivre Tulungagung juga mengalokasikan jatah beras untuk korban bencana di Blitar maupun Trenggalek.
    
Untuk Kabupaten/Kota Blitar menurut penjelasan Budi Cahyanto belum terserap, sementara untuk Trenggalek yang sudah disalurkan selama kurun Januari hingga Oktober 2016 mencapai 40 ton.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016