Surabaya (Antara Jatim) - PW Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur bekerja sama dengan perusahaan minuman larutan penyegar PT Sinde Budi Santosa meluncurkan program bantuan dana bergulir tanpa bunga di Gedung PWNU Jatim, di Surabaya, Senin.

"Untuk 'pilot projet', kami akan melaksanakan program itu di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk yang menjadi pilihan awal kami," kata Ketua PW LKKNU Jatim H Zahrul Azhar Asumta ketika mendampingi Sekretaris PWNU Jatim Akhmad Muzakki dalam acara peluncuran itu.

Ia menjelaskan ada dua konsep yang akan diterapkan dalam program itu. Di Nganjuk akan menggunakan skema pendampingan, sedangkan di Jombang akan menjalin kerja sama dengan BMT NU.

"Skema pendampingan ini, nantinya akan ada tim dari LKK NU yang turun memberikan pemahaman tentang bantuan itu, sedangkan di Jombang akan langsung bekerja sama dengan BMT," tuturnya.

Menurut dia, pihaknya akan menyiapkan dana Rp40 juta dengan masing-masing dana bantuan tanpa bunga itu sebesar Rp2 juta sampai Rp3 juta dengan masa pengembalian enam bulan.

"Kalau tidak bisa mengembalikan dengan uang. Warga diberi kesempatan mengembalikan dengan kaleng bekas. Satu kaleng sinde bekas dengan diberi harga Rp200, sedangkan kaleng lainnya dibilai Rp150," ujarnya.

Ia mengatakan yang berhak menerima bantuan dana bergulir adalah mereka pelaku usaha yang sudah berjalan dua tahun. "Diutamakan warga NU dengan titik fokusnya dari keluarga prasejahtera. Kalau sudah sejahtera bisa menjadi segmentesi LPNU (Lembaga Perekonomian NU)," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris PWNU Jatim Akhmad Muzakki menyatakan PWNU Jatim mendukung gerakan yang dilakukan oleh LKKNU Jatim itu, karena kerja keras dari LKKNU itu akan membantu program prioritas PWNU Jatim.

"Ada tiga program utama PWNU, yaitu ekonomi, pendidikan dan kesehatan, jadi LKKNU membantu dalam bidang ekonomi yakni pemberdayaan ekonomi umat," katanya.

    
Gelar Pahlawan
Secara terpisah, Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim H Badrut Tamam menilai gelar pahlawan nasional yang dianugerahkan pemerintah kepada KHR As'ad Syamsul Arifin (Kiai As'ad) mengandung pesan penting agar para santri terus berburu ilmu, berkomitmen pada kebaikan, serta cinta Tanah Air.

"Kiai As'ad adalah sosok yang gemar melakukan silaturahim kepada umat, khususnya ke berbagai pesantren. Kelebihan dari beliau senantiasa hadir di tengah masyarakat, terutama yang sedang berduka," ungkap mantan Ketua Umum Koordinator Cabang PMII Jatim tersebut.

Kelebihan lain yang melekat dari sosok Kiai As'ad adalah mendidik santri dan umat untuk berilmu, beramal shaleh dan cinta Tanah Air. "Tidak semata mendidik, pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo tersebut juga memberikan contoh bagaimana berjuang membela Tanah Air secara nyata," katanya.

Puncaknya adalah kesediaan Kiai As'ad menjadikan pesantrennya sebagai tuan rumah pelaksanaan Muktamar ke-27 Nahdlatul Ulama. "Saat itu menjadi prestasi emas lantaran NU sebagai organisasi sosial keagamaan pertama dan satu-satunya yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara," jelasnya.

Saat sejumlah Ormas dan partai politik masih berdebat terkait Pancasila, justru NU yang menjadi garda terdepan menyelamatkan bangsa dari kemungkinan perpecahan dan disintegrasi. "Prestasi ini layak diapresiasi negara dengan memberikan gelar pahlawan kepada Kiai As'ad," tambahnya.

Tugas berat harus diemban generasi penerus bangsa yang saat ini menghadapi ancaman serupa. "Bentuknya bisa berbeda, namun tantangan terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI bisa dirasakan hingga kini," katanya.

Oleh karena itu, penyematan pahlawan nasional kepada Kiai As'ad hendaknya mendrong generasi muda, khususnya para santri, untuk meneladani kiprahnya. "Harus dikontekstualisasikan dengan tantangan kekinian, karena tantangan jaman selalu dinamis," imbuhnya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016