Sumenep (Antara Jatim) - Tim Perssu Super Madura meminta operator Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 bersikap fair dalam memberikan putusan terhadap PSIM Jogjakarta yang gagal menggelar pertandingan lanjutan babak 16 besar pada akhir Oktober 2016.

"Hingga sekarang kami belum menerima surat atau keputusan resmi atas kasus tersebut dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) sebagai operator ISC," kata "Media Officer" Perssu Super Madura, Januar Herwanto dalam keterangan pers yang diterima Antara di Sumenep, Jawa Timur, Jumat.

Perssu adalah tim sepak bola asal Sumenep yang lolos ke babak 16 besar ISC B bersama tiga klub lainnya, yakni PSIM Jogjakarta, PSCS Cilacap, dan Persiraja Banda Aceh.

Pada 29 Oktober 2016, PSIM Jogjakarta dijadwalkan menjadi tim tuan rumah dalam laga lanjutan babak 16 besar ISC B 2016 melawan Perssu Super Madura.

Namun, pada hari "H", PSIM Jogja tidak bisa menggelar pertandingan akibat kepolisian setempat tidak mengeluarkan rekomendasi dan izin keramaian kepada panitia pelaksana.

Sementara para pemain Perssu sudah tiba dan siap melakoni laga lanjutan melawan PSIM Jogja di lapangan sepak bola yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni Stadion Sasana Krida, AAU, Sleman.

"Kami optimistis operator ISC melalui komisi disiplin akan bersikap fair dan profesional. Sudah ada aturan atau regulasi yang pasti bagi tim tuan rumah yang gagal menggelar pertandingan," kata Januar, menerangkan.

Ia menjelaskan, kasus serupa sebenarnya juga terjadi dalam putaran sebelumnya di ISC B 2016, yakni pada laga antara FC Surabaya dengan Persik Kediri dan PPSM Magelang dengan PSIM Jogja.

"Dalam kasus tersebut, operator memutuskan tim tuan rumah yang gagal menggelar laga lanjutan itu dinyatakan kalah dengan status 'walk out' (WO). Sekali lagi, kami berharap operator mengeluarkan keputusan sesuai regulasi yang ada," ujarnya, menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016