Madiun (Antara Jatim) - Polres Madiun Kota akan melakukan tes kesehatan jiwa bagi para anggotanya secara bertahap, terlebih bagi yang memegang senjata api saat bertugas, guna menghindari tindakan nekad tembak diri seperti yang dilakukan oleh Briptu Arif Bambang Jatmiko.
"Kejadiaan tersebut membuat kita semua kaget dan menyayangkan. Menyikapi hal itu, polres akan melakukan cek kesehatan jiwa secara bertahap," ujar Kapolres Madiun Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro di Madiun, Rabu.
Menurut dia, tes kesehatan jiwa tersebut dilakukan guna mencegah agar tindakan nekad seperti Briptu Arif Bambang tidak terulang kembali.
Selain tes kesehatan jiwa, pihaknya juga akan melakukan pengecekkan senjata api yang digunakan oleh sejumlah anggotanya saat bertugas.
Meski selama ini pengecekkan senjata api telah dilakukan secara rutin, namun pihaknya akan lebih waspada lagi dalam membina anggotanya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kapolres Madiun AKBP Sumaryono. Pihaknya juga langsung mengadakan pengecekkan senjata api terhadap anggotanya pascakejadian tembak diri oleh Briptu Arif di kamar mandi Mapolres Madiun Kota.
"Pemegang senjata api harus sudah terlatih dan memenuhi kriteria. Selain itu, tes psikologis dan pengecekkan kondisi senjata api juga dilakukan secara berkala," ungkap AKBP Sumaryono.
Ia menjelaskan, beban kerja Polri sangat tinggi, sehingga mungkin mempengaruhi kejiwaan anggota bersangkutan. Hal tersebut belum ditambah jika masing-masing anggota sedang menghadapi masalah pribadi.
"Untuk itu, kami akan mengintensifkan bimbingan konseling bagi anggota yang dinilai memiliki masalah, baik pribadi maupun dalam bertugas," katanya.
Ia menambahkan, tes kejiwaan (psikologis) dan pengecekkan senjata api secara berkala tersebut bertujuan agar senjata api tidak disalahgunakan, namun digunakan sesuai aturan.
Seperti diketahui, seorang anggota Polres Madiun Kota, Briptu Arif Bambang Jatmiko melakukan percobaan bunuh diri dengan menembak kepalanya menggunakan senjata api di kamar mandi mapolres setempat, Rabu pagi.
Diduga korban nekad melakukan bunuh diri akibat depresi. Apalagi, korban sejak satu tahun terakhir sedang menjalani rawat jalan di sebuah rumah sakit jiwa (RSJ) di Solo, Jawa Tengah.
Korban sempat menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Kota Madiun selama dua jam dan setelah itu menghembuskan nafas akibat luka tembaknya yang serius. Yakni luka kepala sebelah kanan hingga tembus bagian kiri. Setelah diotopsi dan dibersihkan, jenazah korban diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016