Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mendorong adanya pameran tentang industri kreatif di pusat perbelanjaan.

"Kalau produk-produk UKM dipamerkan dan diperdagangan di pusat perbelanjaan maka bisa tumbuh serta berkembang," ujarnya di sela pembukaan Festival Budaya dan Ekonomi Kreatif Universitas Airlangga 2016 di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, UKM dan industri kreatif menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan sehingga dibutuhkan ruang lebih agar mampu memiliki daya saing sehingga terciptalah hasil yang berkualitas.

Sejumlah terobosan kreatif, kata dia, juga harus dikembangkan, salah satunya dengan menggelar pameran di pusat perbelanjaan.

"Jika pusat perbelanjaan biasanya menampilkan barang-barang bermerk dan mewah, tapi kini ada produk-produk kreatif hasil UKM dengan mengandalkan budaya lokal, seperti batu-batuan, batik, keris ataupun wayang," ucapnya.

Mantan Wakil Gubernur Bali tersebut berharap ke depannya kegiatan yang menampilkan produk UKM di pusat perbelanjaan semakin digalakkan.

Tak itu saja, mantan Wali Kota Denpasar tersebut menyarankan adanya sentuhan kreativitas untuk produk-produk Indonesia, seperti keris dan wayang.

Ia memisalkan batik yang saat ini diakui oleh internasional karena pemasaran dan dikenal berkualitas, termasuk harga bersaing mulai murah hingga mahal.

"Hal tersebut tak lepas dari ide. Ekonomi kreatif itu yang dibutuhkan ide sehingga mengundang pemodal berinvestasi. Ke depan, keris dan wayang tinggal diberi sentuhan kreativitas agar mampu berbicara di pasar internasional," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur I Made Sukartha mendukung saran Menteri Puspayoga dan mendorong mulai sekarang produk lokal harus berani memamerkan produknya di pusat perbelanjaan.

"Jika ingin bersaing, kita harus total dan berani mamasang produk-produk berkualitas untuk kelas menengah ke atas agar tidak kalah dengan barang dari luar," katanya.

Sebenarnya, lanjut dia, produk lokal Jatim bisa bersaing dengan produk luar provinsi, bahkan luar negeri, namun terkadang mental dari masyarakat masih minder jika ingin memamerkan produknya di pusat perbelanjaan.

"Padahal secara kualitas barang Jatim tidak kalah dengan produk luar luar. Pola pikir masyarakat harus perlahan diubah dengan mengandalkan produk lokal lebih hebat," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016