Bojonegoro (Antara Jatim) - Perbaikan plengsengan atau turap Bendung Gerak Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang ambrol dengan memasang tiang pancang dan "hexapod" atau alat pemecah ombak terganggu banjir.
    
Bagian Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA) IV Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Hidayat, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan pemasangan tiang pancang harus berhenti ketika ketinggian air Bengawan Solo meninggi.
    
Pekerjaan pemasangan tiang pancang, lanjut dia, dilanjutkan kembali setelah air Bengawan Solo kembali surut.
    
"Pekerjaan pemasangan tiang pancang dengan kontraktor PAT Waskita Karya sering berhenti ketika air Bengawan Solo naik," ucapnya menambahkan.
    
Dengan demikian, kata dia, kontraktor PT Waskita Karya baru bisa memasang sekitar 20 tiang pancang yang masing-masing panjangnya 12 meter dari rencana pemasangan sebanyak 800 tiang pancang.
    
"Pemasangan tiang pancang direncanakan di sisi kanan dan kiri untuk menahan pelengsengan Bendung Gerak yang ambrol tidak berkembang," jelas dia.
    
Namun, lmenurut dia, pekerjaan pembuatan "hexapod" atau alat pemecah ombak yang tingginya 165 centimeter selebar juga 165 centimeter, tidak terganggu banjir karena lokasinya di daratan.
    
"Sampai sekarang alat pemecah ombak yang sudah jadi lebih dari 1.000 "hexapod". Rencananya dibutuhkan sebanyak 1.500 alat pemecah ombak," ucapnya.
    
Secara teknis, lanjut dia, "hexapod" akan dipasang di sisi kanan kiri Bendung Gerak yang pelengsengannya ambrol, juga lurus untuk menahan air derasnya air Bengawan Solo yang keluar dari pintu Bendung Gerak.
    
Menurut dia, ambrolnya pelengsengan Bendung Gerak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dan Desa Padang, Kecamatan Trucuk itu, disebabkan  pengaruh aliran air Bengawan Solo yang mengerus tanah bagian bawah sehingga mengakibatkan pelengsengan akhirnya ambrol.    
    
"Besarnya biaya perbaikan kami kurang tahu," ucapnya.
    
Ia menambahkan perbaikan pelengsengan Bendung Gerak Bengawan Solo yang dikerjakan PT Waskita Karya sifatnya darurat.
    
Perbaikan yang dilakukan sekarang dengan melibatkan sekitar 25 tenaga kerja itu untuk mencegah kerusakan pelengsengan yang ambrol semakin berkembang.
    
"Target perbaikan pelengsengan yang ambrol harus sudah selesai November sebelum banjir datang," jelas dia. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016