Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyediakan beras 30 ton untuk alokasi dapur umum dalam menghadapi bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
    
"Persediaan beras 30 ton itu yang akan dialokasikan untuk dapur komunitas dan dapur umum dari instansi," kata Kasi Pencengahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis.
    
Sesuai data, lanjut dia, di daerahnya terdapat 100 dapur komunitas yang ditangani masyarakat yang lokasinya tersebar di daerah yang menjadi langganan banjir Bengawan Solo dan banjir bandang di sejumlah kecamatan.
    
Selain itu, lanjut dia, dapur umum juga akan dibuka BPBD, PMI, dan disnakertransos yang akan melayani konsumsi para pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
    
"Penempatan dapur komunitas juga dapur umum yang dibuka berbagai instansi lokasinya di sekitar para pengungsi," katanya menegaskan.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan beras 30 ton akan didistribusikan ke seluruh dapur komunitas yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan memasak, kalau daerahnya sudah masuk siaga darurat bencana.
    
Penetapan daerahnya masuk siaga darurat bencana indikasinya setelah ada warga yang terkena dampak bencana terutama luapan Bengawan Solo juga bencana lainnya berdasarkan keputusan Bupati Bojonegoro Suyoto.
    
"Penetapan darurat bencana berdasarkan keputusan Bupati Bojonegoro. Sekarang masih tahap siaga bencana ya berbagai bahan untuk dapur komunitas belum didistribusikan," ucapnya menambahkan.
    
Sekretaris PMI Bojonegoro Sukoha Widodo, menjelaskan sekarang ini PMI menggelar pelatihan manajemen dapur umum bagi warga di Desa Tulungrejo, Sumbang Timun dan Trucuk, Kecamatan Trucuk, yang biasa menjadi langganan banjir.
    
Pelatihan itu, lanjut dia, merupakan program Federasi Palang Merah Internasional bekerja sama dengan Zurich Insurance Indonesia, merupakan usaha penguatan masyarakat dalam menghadapi banjir.
    
"Kalau sewaktu-waktu terjadi banjir Bengawan Solo warga di tiga desa itu sudah  mandiri, termasuk membuat dapur umum," jelas dia.
    
Sesuai laporan yang diterima BPBD menyebutkan curah hujan yang terjadi di daerah setempat selama Oktober, November dan Desember berpeluang terjadi bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
    
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung di daerah setempat yang rawan bencana tanah longsor yaitu Kecamatan Sugihwaras, Trucuk, dan Malo.
    
Selain itu Kecamatan  Bubulan, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Ngambon, Temayang dan potensi tanah longsor tingkat menengah hanya di Kecamatan Kasiman.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016