Bojonegoro (Antara Jatim) - Disperindag Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan elpiji 3 kilogram di daerahnya tidak hanya dibeli warga miskin, tetapi juga warga kaya karena harganya jauh lebih rendah dibandingkan elpiji nonsubsidi.

Kasi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Bojonegoro Yudhistira A Nugraha, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan kuota elpiji 3 kilogram di daerahnya sejak dulu pembelinya tidak hanya warga miskin, tapi juga warga kaya.

Meskipun, lanjut dia, di tabung elpiji 3 kilogram tertera tulisan "Hanya untuk masyarakat miskin".

"Sejak kalau dulu warga kaya juga banyak yang ikut membeli elpiji 3 kilogram bersubsidi," jelas dia.

Meski demikian, menurut dia, pasokan elpiji 3 kilogram di daerahnya selama ini tidak pernah menimbulkan masalah, misalnya, terjadi kelangkaan.

Ia menyebutkan kuota tabung elpiji 3 kilogram tahun ini yang didistribusikan melalui 18 agen dengan jumlah 497 pangkalan mencapai 8.456.330 tabung.

"Kuota tabung elpiji 3 kilogram itu sama dengan yang kita ajukan," ucapnya, menambahkan.

Ia menambahkan di daerahnya sekarang juga mulai beredar gas elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram yang dikeluarkan Pertamina dengan harga Rp62.000 per tabung.

"Kami belum tahu minat masyarakat untuk membeli gas elpiji yang baru beredar sejak Oktober ini," ucapnya.

Yang jelas, katanya, seharusnya warga kaya tidak membeli elpiji bersubsidi 3 kilogram, tapi membeli elpiji nonsubsidi.

Seorang pemilik pangkalan elpiji di Bojonegoro Hariyanto, membenarkan selama ini elpiji bersubsidi 3 kilogram juga dibeli warga kaya.

"Kami hanya sebatas melayani tidak bisa menolak, sebab tulisan di tabung sifatnya hanya moral," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut dia, kalau Pertamina akan menyalurkan elpiji bersubsidi secara tertutup hanya khusus warga miskin, akan menimbulkan berbagai penyimpangan di lapangan.

Apalagi, lanjut dia, kalau pembayarannya dilakukan melalui bank akan semakin menyulitkan warga miskin terutama yang ada di pedesaan.

Sesuai data, katanya, harga elpiji subsidi 3 kilogram di pangkalan Rp16.000 per tabung dan di pengecer bisa mencapai Rp17.000 per kilogram.

Sedangkan harga elpiji 12 kilogram nonsubsidi Rp13.000 per tabung dan elpiji 5,5 kilogram "blue gaz" Rp99 ribu.

"Saya mendistribusikan elpiji bersubsidi sekitar 6.000 tabung per bulannya," tambahnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016