Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mulai memprioritaskan pembangunan sistem drainase kota setempat sebagai upaya mengurai banjir yang kerap melanda wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
    
"Kami konsentrasinya 2017 ke drainase, drainase kota secara keseluruhan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung Sutrisno di Tulungagung, Rabu.
    
Ia menyatakan, masterplan sistem drainase perkotaan telah disusun, demikian pula "roadmap" pengembangannya untuk mengurai banjir di beberapa titik perkotaan.
    
Namun untuk urusan realisasi, Sutrisno mengaku belum bisa memastikan secara terukur karena pelaksanaan rencana kerja pembangunan sangat bergantung pada konsistensi dan kontinyuitas pendanaan.
    
"Sumber pendanaan tidak hanya dari APBD Tulungagung, namun ada yang berasal dari APBD Provinsi Jatim dan APBN. Terutama APBN karena alokasi anggarannya cukup besar," katanya.
    
Sutrisno berharap, melalui program penataan sistem drainase perkotaan tersebut nantinya titik-titik jalur di wilayah Kota Tulungagung seperti depan mapolres, jalan dr Soetomo, wilayan Tamanan, Sobontoro hingga Jepun dan Kepatihan tak lagi menjadi langganan banjir.
    
"Saat ini tim PUBMCK bersama beberapa rekanan konsultan sedang melakukan evaluasi dan semacam kajian untuk mengetahui aliran air di sistem drainase Kota Tulungagung, sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk membuang air banjir," ujarnya.
    
Sutrisno mengaku bersyukur tahun ini Tulungagung mendapat bantuan dana dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat untuk membangun sudetan atau jaringan saluran pembuangan air menuju Sungai Ngrowo.
    
"Alhamdulillah, sekarang daeah Moyoketen, Sobontoro dan sekitarnya sudah ada sudetan ke Kali Ngrowo sehingga air hujan yang biasanya membanjiri kawasan tersebut bisa langsung dibuang ke sungai," kata dia.
    
Tahun depan, kata Sutrisno, alokasi untuk proyek infrastruktur jalan, penanganan kawasan kumuh, pekerjaan keciptakaryaan, hingga persawahan mencapai Rp300 miliar lebih.
    
Dari jumlah itu, sebagian di antaranya dikucurkan untuk pembangunan dan pengembangan sistem drainase pengering banjir maupun jaringan irigasi di persawahan dengan nominal mencapai puluhan miliar.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016