Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga sayur mayur hasil panen dari berbagai daerah di Jawa Timur, yang dipasarkan di sejumlah pasar tradisional stabil, dibandingkan sepekan lalu.
    
"Harga sayur mayur, juga pasokan dari daerah penghasil sayur mayur Magetan, Malang, juga daerah lainnya, tetap stabil," kata seorang pedagang di Pasar Kota, Bojonegoro Ny. Harti, Minggu.
    
Hal senada disampaikan pedagang sayur lainnya juga di pasar setempat Totok Supriyanto, dan Dony, yang menyebutkan sayur mayur yang beredar di pasar setempat semuanya tidak ada yang dihasilkan petani lokal.
    
"Sayur-mayur yang banyak dikonsumsi masyarakat Bojonegoro semuanya dari luar daerah," ucap Totok menegaskan.
    
Menurut Ny. Harti, kemungkinan pasokan sayur mayur dari daerah penghasil seperti Magelan, Malang dan Kediri, akan berkurang disebabkan pengaruh hujan yang mengakibatkan hasil panen sayur mayur banyak yang rusak.
    
"Biasanya kalau pasokan sayur mayur dari daerah penghasil berkurang maka harganya juga akan ikut naik," ujarnya.
    
Data di Pasar Kota dan Pasar Banjarjo, juga di Kecamatan Kota, menyebutkan harga kubis berkisar Rp3.000-Rp4.000 per kilogram, wortel berkisar Rp4.000-Rp6.000 per kilogram, dan bawang pre berkisar Rp15.000-Rp16.000 per kilogram.
    
Sedangkan harga tomat kecil Rp4.000 per kilogram, tomat besar Rp7.000 per kilogram, brokoli Rp15.000 per kilogram, kentang Rp12.000 per kilogram, buncis Rp6.000 per kilogram dan sawi putih Rp4.000 per kilogram dan  timun Rp4.000 per kilogram.
    
"Saya tidak menjual selada air," ucapnya menambahkan.
    
Seorang ahli pertanian di objek wisata Agroguna Bojonegoro Syahrina menjelaskan pada dasarnya sayur-sayuran dan buah-buahan dataran tinggi bisa ditanam di dataran rendah dengan melakukan, antara lain, memberi penutup atau atap yang rapat.
    
"Langkah lainnya untuk mensiasati yaitu sering menyirami tanaman dengan air, sebab di Bojonegoro panas," imbuhnya.
    
Ia menyebutkan tanaman yang ditanam di kawasan Agroguna seluas 2 hektare, antara lain, sawi hijau, sawi daging, sawi keriting, sawi pedas, sawi putih, bayam hijau, bayam merah, dan bayam corak.
    
Selain itu, lanjut dia, juga selada hijau, selada merah, daun gingseng, kangkung lombok, kangkung darat, timun, gambas, dan berbagai cabai, jeruk nipis, pepaya, buah naga, juga buah-buahan lainnya.
    
"Sayur-sayuran dan buah-buahan dataran tinggi ini kami tanam untuk dijual bebas, selain untuk mencukupi kebutuhan restoran di Agroguna. Hanya hasilnya memang tidak sebagus kalau ditanam di dataran tinggi," tuturnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016