Blitar (Antara Jatim) - Tanaman jagung di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mayoritas gagal panen setelah banjir melanda daerah itu, sehingga petani terpaksa menebasnya.
     
Arif Rusmanto, salah seorang petani di Desa/Kecamatan Wonodadi mengemukakan banjir sudah merendam daerahnya sekitar dua hari. Padahal, saat ini umur tanaman jagung masih mudah, sekitar 1-3 bulan.
     
"Banjir terus menerus terjadi. Ketinggiannya sekitar 30 sentimeter saat ini, dan ini merendam tanaman," katanya pada wartawan, Kamis.
     
Ia mengatakan, banjir itu terjadi akibat sungai yang ada di sekitar sawah tidak mampu menampung air hujan. Terlebih lagi, saat ini curah hujan cukup tinggi, sehingga belum sempat sawah kering sudah kembali banjir. 
     
Pihaknya mengungkapkan, kondisi banjir itu membuat tanaman tidak bisa bertahan dengan baik. Selain umur yang masih muda, mayoritas tanaman juga ambruk diterjang banjir. 
     
Ia pun terpaksa menebas tanaman jagung yang ditanamnya. Tanaman itu sudah tidak bisa dipertahan, sebab jika dibiarkan justru menjadi busuk. Ia menebasnya dan dijual sebagai pakan ternak.
     
Sementara itu, pengurus kelompok tani di Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar Darul Muttaqin mengatakan banjir merata terjadi di kecamatan ini. Di Desa Wonodadi, terdapat lebih dari 15 hektare lahan pertanian yang terendam banjir.
     
"Banjir yang jelas luas sekali. Petani ada yang menunggu saja, tapi ada juga yang panen dini, dibuat pakan ternak tanaman jagungnya," ujarnya.
     
Ia mengatakan, kerugian yang diderita petani cukup banyak. Jika panen, seharusnya dari 1 hektare tanaman jagung bisa menghasilkan uang hingga Rp30 juta, namun dengan banjir dan gagal panen ini, dipastikan modal tidak bisa kembali.
     
Untuk saat ini, petani masih menunggu cuaca menjadi lebih baik. Para petani persiapan tanam lagi dengan tanaman yang disesuaikan dengan cuaca, misalnya padi. 
     
Sementara itu, secara total Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, masih melakukan pendataan guna memastikan lahan pertanian yang terendam banjir. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016