Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama komprehensif untuk mengembangkan industri kreatif berbasis desa.

Penandatanganan dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Kepala Bekraf Triawan Munaf di sela-sela pelaksanaan Banyuwangi Batik Festival, Minggu (9/10) malam, disaksikan Ketua DPR Ade Komarudin dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

MoU tersebut berisi tentang pengembangan dan fasilitasi ekonomi kreatif berbasis desa di Banyuwangi. Ada tujuh ruang lingkup yang diatur dalam kesepakatan tersebut, yaitu riset; edukasi dan pengembangan ekonomi kreatif; akses permodalan; infrastruktur; pemasaran; regulasi; dan hubungan antarlembaga dan wilayah.

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengapresiasi inisiatif Banyuwangi yang getol mengembangkan ekonomi kreatif, termasuk memadukannya dengan sektor pariwisata. Pergelaran 53 "event" wisata dalam Banyuwangi Festival sepanjang tahun ini dinilai Triawan cukup mampu mendorong pergerakan ekonomi kreatif.

"Saya sudah berkeliling ke sejumlah pelaku ekonomi kreatif di Banyuwangi. Potensinya besar. Sebagian bahkan sudah diekspor, namun tidak dilabeli di sini, tapi dilabeli di Jakarta dan Bali. Bekraf akan mendampingi dari berbagai sisi agar pelaku ekonomi kreatif di desa bisa tumbuh berkelanjutan," ujar Triawan.

Bekraf, lanjut Triawan, akan mempercepat transformasi ekonomi kreatif di desa-desa di Banyuwangi. "Tim nanti dikirim untuk blusukan ke desa-desa di Banyuwangi yang dijadikan pilot project. Mereka membantu berbagai macam, mulai riset, edukasi, infrastruktur, akses permodalan, pemasaran, dan sebagainya," tutur Triawan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sinergi ini langsung fokus ke desa-desa. "Mengapa? Karena ekonomi kreatif bukan hanya milik orang kota. Justru di desa-desa ada tantangan berat untuk mengembangkan ekonomi kreatif karena permasalahan SDM dan infrastruktur penunjang. Sinergi ini diharapkan bisa menjawab permasalahan itu," imbuh Anas.

Anas mencontohkan, hampir semua pelaku ekonomi kreatif di desa tidak melakukan riset pasar, berbeda dengan di kota besar yang mudah melakukan riset dengan dukungan banyak lembaga. Di desa pula infrastruktur penunjangnya terbatas, seperti keberadaan komputer canggih dengan perangkat lunak desain terbaru.

"Keroyokan bersama Bekraf dan elemen-elemen lain tentu akan mempermudah upaya kita. Kami berterima kasih ke pemerintah pusat, dalam hal ini Bekraf yang mau terjun ke daerah kami," tambah Anas.

Dalam pelaksanaannya, Bekraf mendampingi badan usaha di tiga desa yang menjadi pilot project pengembangan industri kreatif berbasis desa, yaitu Desa Tamansari Kecamatan Licin, Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi, dan Desa Sumberbuluh Kecamatan Songgon. Bekraf akan membantu desa-desa tersebut dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas produk ekonomi kreatif melalui pelatihan, bantuan alat, permodalan, pemasaran, dan pendampingan.

"Komunitas di desa-desa pilot project itu akan dilibatkan," ujar Anas. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016