Blitar (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, meminta warga mewaspadai jalur lintas selatan yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan Malang bagian selatan, sebab rawan longsor.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ganef Rahmawanto mengemukakan tanah longsor telah terjadi di Kecamatan Selopuro, yang menghubungkan Kabupaten Blitar-Malang, lewat jalur selatan.
"Di daerah itu adalah jalur satu-satunya antara Blitar-Malang yang lewat jalur selatan. Kemarin telah terjadi tanah longsor, jadi kami minta warga berhati-hati di jalan," katanya di Blitar, Senin.
Ia mengemukakan, kejadian tanah longsor itu pada Minggu (9/10). Saat itu, hujan deras baru saja terjadi, sehingga bukit setinggi 10 meter di jalur itu longsor.
Longsor menutup badan jalan sepanjang 5x8 meter. Selain membawa material tanah, longsor juga mengakibatkan pohon bambu yang tumbuh di bukit itu ikut runtuh, sehingga menutup jalur.
"Kami juga langsung kerja bakti membersihkan jalan. Tadinya lumpuh total, baru sekitar jam 18.00 WIB jalur sudah normal lagi. Kalau sekarang, aktivitas sudah seperti semula," katanya.
Selain di Kecamatan Selopuro, Ganef juga mengatakan sebuah pohon berukuran raksasa di Desa/Kecamatan Wlingi, juga roboh. Pohon itu menutup akses jalan Blitar-Malang, namun lewat utara. Saat ini, pohon itu juga sudah dibersihkan oleh petugas dan aktivitas kembali sudah berjalan lancar.
Ganef mengatakan, saat ini cuaca memang ekstrem sehingga berpotensi terjadi hujan lebat. Kondisi itu berpotensi menimbulkan bencana alam, salah satunya tanah longsor.
Untuk itu, ia meminta warga untuk berhati-hati terutama yang lewat di jalur lintas selatan, mengingat jalur itu berdampingan dengan perbukitan. Warga diimbau untuk tidak bepergian terutama saat hujan deras, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami imbau warga yang berada di wilayah rawan longsor, banjir, ataupun bencana angin puting beliung untuk berhati-hati, karena situasi memang cuacanya ekstrem," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016