Bojonegoro (Antara Jatim) - Satu jasad santri Langitan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Moh. Arif Mabruri (18) asal Bojonegoro, ditemukan di Bengawan Solo di sekitar lokasi kejadian di Desa Babat, Lamongan, Minggu sekitar pukul 03.00 WIB.
Kepala Kantor Basarnas Jawa Timur, Arifin, di lokasi kejadian, Minggu, menjelaskan, dengan ditemukannya Arif Mabruri asal Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro berarti tujuh santri korban perahu tenggelam sudah ditemukan.
Jasad enam santri korban perahu tenggelam ditemukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polisi Air Polda Jatim, Polres Tuban, BPBD Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, juga berbagai pihak lainnya sehari lalu.
Jasad santri korban lainnya yang sudah diidentifikasi, kata dia, langsung diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan Tuban, untuk diteruskan kepada keluarganya.
"Jasad santri yang sudah diidentifikasi semuanya sudah diserahkan kepada keluarganya," ucapnya menegaskan.
Sesuai laporan yang disampaikan Basarnas bahwa jasad Muhsin ((16) asal Surabaya, sudah dibawa keluarganya.
Ia mengatakan dengan ditemukannya tujuh santri korban perahu tenggelam di Bengawan Solo itu maka pencarian Tim SAR gabungan akan dihentikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiono, membenarkan bahwa proses jasad yang sudah diidentifikasi langsung diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan untuk diteruskan kepada keluarganya.
Seorang warga Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban Musjari, menjelaskan lokasi Bengawan Solo di sekitar jembatan Babat, Lamongan, sering menelan korban jiwa warga baik dalam kondisi musim banjir maupun kemarau.
Selain Bengawan Solo di daerah setempat lebar, jelasnya, arusnya cukup deras sehingga sering menelan korban jiwa warga yang sedang mandi.
"Sering ada kejadian orang mandi kemudian tenggelam," ujarnya.
Perahu tambang berpenumpang 25 santri Ponpes Langitan, Widang, Tuban, tenggelam di perairan Bengawan Solo ketika menyeberang dari tambangan di Desa Widang, Kecamatan Widang, menuju Desa Babat, Lamongan, 7 Oktober.
Dalam kejadian itu 18 santri berhasil selamat, sedangkan tujuh santri Ponpes Langitan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Kantor Basarnas Jawa Timur, Arifin, di lokasi kejadian, Minggu, menjelaskan, dengan ditemukannya Arif Mabruri asal Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro berarti tujuh santri korban perahu tenggelam sudah ditemukan.
Jasad enam santri korban perahu tenggelam ditemukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polisi Air Polda Jatim, Polres Tuban, BPBD Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, juga berbagai pihak lainnya sehari lalu.
Jasad santri korban lainnya yang sudah diidentifikasi, kata dia, langsung diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan Tuban, untuk diteruskan kepada keluarganya.
"Jasad santri yang sudah diidentifikasi semuanya sudah diserahkan kepada keluarganya," ucapnya menegaskan.
Sesuai laporan yang disampaikan Basarnas bahwa jasad Muhsin ((16) asal Surabaya, sudah dibawa keluarganya.
Ia mengatakan dengan ditemukannya tujuh santri korban perahu tenggelam di Bengawan Solo itu maka pencarian Tim SAR gabungan akan dihentikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiono, membenarkan bahwa proses jasad yang sudah diidentifikasi langsung diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan untuk diteruskan kepada keluarganya.
Seorang warga Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban Musjari, menjelaskan lokasi Bengawan Solo di sekitar jembatan Babat, Lamongan, sering menelan korban jiwa warga baik dalam kondisi musim banjir maupun kemarau.
Selain Bengawan Solo di daerah setempat lebar, jelasnya, arusnya cukup deras sehingga sering menelan korban jiwa warga yang sedang mandi.
"Sering ada kejadian orang mandi kemudian tenggelam," ujarnya.
Perahu tambang berpenumpang 25 santri Ponpes Langitan, Widang, Tuban, tenggelam di perairan Bengawan Solo ketika menyeberang dari tambangan di Desa Widang, Kecamatan Widang, menuju Desa Babat, Lamongan, 7 Oktober.
Dalam kejadian itu 18 santri berhasil selamat, sedangkan tujuh santri Ponpes Langitan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016