Ngawi (Antara Jatim) - Harga gabah kering panen milik petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, turun dari Rp4.200 per kilogram menjadi Rp3.900 per kilogram.
Petani di Kecamatan Kwadungan, Syamsul Kaderi, Sabtu, mengatakan, harga gabahnya turun setelah tanaman padi siap panennya terendam banjir pada pekan lalu akibat luapan Sungai Bengawan Madiun.
"Terendam banjir selama beberapa hari membuat bulir padi kualitasnya jelek. Akibatnya harga merosot dari Rp4.200 per kilogram jadi Rp3.900 per kilogram," ujar dia kepada wartawan.
Pihaknya hanya pasrah, karena kandungan air di gabahnya memang tinggi pascabanjir yang melanda wilayah Kwadungan pada pekan lalu.
Sebagian gabah lainnya yang belum laku ia jemur, namun juga tidak maksimal karena minimnya sinar matahari. Curah hujan diperkirakan masih tinggi.
Kondisi yang sama juga terjadi di daerah lain yang terdampak banjir. Terdapat lima kecamatan di Kabupaten Ngawi yang pekan lalu terendam banjir. Diperkirakan ada sekitar 1.000 hektare lebih sawah yang terkena banjir.
Data BPBD Kabupaten Ngawi mencatat, ada lima kecamatan di Ngawi yang terkena banjir. Yakni Kecamatan Kwadungan, Pangkur, Padas, Ngawi, dan Geneng.
"Banjir terparah melanda Kecamatan Kwadungan yang melanda di sekitar tujuh desa. Selain rumah warga, sawah di daerah tersebut juga terendam air," kata Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Eko Heru Cahyono.
Lima kecamatan yang terkena banjir tersebut berada di aliran Sungai Bengawan Madiun dan Bengawan Solo sehingga rawan saat air kedua sungai besar tersebut meluap.
BPBD meminta warga yang berada di wilayah banjir untuk waspada jika ketiggian air semakin tinggi. Terlebih sesuai prediksi bulan Oktober sebagian wilayah di Jatim suadh masuk musim hujan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016