Tulungagung (Antara Jatim) - Puluhan hektare tanaman tembakau di wilayah Pakel, Kabupapaten Tulungagung, Jawa Timur dipastikan gagal panen setelah tanaman yang daunnya menjadi bahan baku rokok tersebut rusak dan membusuk akibat terendam banjir yang melanda wilayah tersebut, sepekan terakhir.
"Kerugian setiap petani mencapai jutaan rupiah. Jika diakumulasi bisa puluhan hingga ratusan juta," kata Yuli Purnomo, salah seorang petani tembakau di Desa Gemoplan, Kecamatan Pakel, Kamis.
Di areal persawahan desanya, Yuli mengatakan hampir semua tanaman tembakau rusak.
Genangan air yang merendam petak-petak sawah berisi tanaman tembakau menyebabkan akar pohon penghasil bahan baku rokok itu membusuk.
Perlahan namun pasti, tanaman akhirnya mati yang ditandai dengan kondisi batang menguning dan daun layu.
"Cuaca memang sulit diprediksi. Hujan yang terus mengguyur hingga Oktober sunggu di luar perkiraan petani," ucap Yuli.
Saat banjir, usia tanaman tembakau milik Yuli Purnomo sudah berusia 2,5 bulan, sementara milik Marji baru sebulan namun sekarang semuanya kondisi mati layu karena akar yang membusuk.
"Kalau sudah begini tidak bisa diapa-apakan. Tanaman akan kami cabuti lalu dibuang atau menjadi pakan ternak," kata Marji, petani tembakau lain di desa yang sama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kerugian setiap petani mencapai jutaan rupiah. Jika diakumulasi bisa puluhan hingga ratusan juta," kata Yuli Purnomo, salah seorang petani tembakau di Desa Gemoplan, Kecamatan Pakel, Kamis.
Di areal persawahan desanya, Yuli mengatakan hampir semua tanaman tembakau rusak.
Genangan air yang merendam petak-petak sawah berisi tanaman tembakau menyebabkan akar pohon penghasil bahan baku rokok itu membusuk.
Perlahan namun pasti, tanaman akhirnya mati yang ditandai dengan kondisi batang menguning dan daun layu.
"Cuaca memang sulit diprediksi. Hujan yang terus mengguyur hingga Oktober sunggu di luar perkiraan petani," ucap Yuli.
Saat banjir, usia tanaman tembakau milik Yuli Purnomo sudah berusia 2,5 bulan, sementara milik Marji baru sebulan namun sekarang semuanya kondisi mati layu karena akar yang membusuk.
"Kalau sudah begini tidak bisa diapa-apakan. Tanaman akan kami cabuti lalu dibuang atau menjadi pakan ternak," kata Marji, petani tembakau lain di desa yang sama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016