Surabaya (Antara Jatim) - Limbah kopi yang selama ini terbuang sia-sia ternyata bisa dimanfaatkan untuk pewarna batik, dan hal itulah yang dilakukan rumah batik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Presiden Direktur PT TBIG Herman Setya Budi, dalam keterangan persnya di Surabaya, Kamis mengatakan pemanfaatan limbah kopi sebagai bahan pewarna batik sudah dilakukan oleh Rumah Batik sejak enam bulan terakhir.
"Rumah Batik yang merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT TBIG berhasil mengembangkan limbah kopi sebagai pewarna alami untuk batik, hal itu kami lakukan dengan kerja sama komunitas dan penggiat kopi di wilayah Jawa Tengah," katanya.
Herman mengatakan, pemanfaatan limbah kopi dilakukan melalui proses yang sama, yakni seperti pewarna batik pada umumnya.
Sementara itu, keberadaan Rumah Batik TBIG didirikan dengan tujuan untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan agar dapat tumbuh dan berkembang. Serta berupaya membangun semangat kewirausahaan masyarakat dan generasi muda pelaku usaha mikro melalui Koperasi Bangun Bersama.
Herman mengatakan, pemanfaatan ini juga diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan penghargaan kepada PT TBIG atas aplikasi Batik Corak Baru Hasil Pengembangan Logo Perusahaan untuk motif batik TBIG.
"Pemanfaatan limbah kopi ini juga mendapat dukungan komunitas penggiat kopi di Batang, Jawa Tengah, dan Tim Rumah Batik TBIG juga melakukanperagaan dan memberikan pelatihan kepada masyarakat, saat acara Pameran Batang Expo 2016," katanya
Sementara itu, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo juga mengapresiasi langkah Rumah Batik TBIG bersama komunitas penggiat kopi yang melakukan kampanye dan pelatihan untuk membantu promosi potensi ekonomi daerah, seperti kopi.
Oleh karena itu, Yoyok mengaku daerahnya siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun Batang melalui ekonomi daerah.
"Sebagai sebuah daerah yang memiliki sejarah panjang, kami juga memiliki potensi andalan dari produk perkebunan, salah satunya adalah penghasil kopi. Tidak kurang dari 15 ton limbah kulit kopi dihasilkan oleh perkebunan kopi di kabupaten ini," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016