Bondowoso (Antara Jatim) - Petani kopi arabika di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, optimistis pada tahun 2018 mampu mengekspor sendiri atau secara mandiri seiring semakin meningkatnya produksi kopi setiap tahun sehingga mereka juga mendapatkan nilai tambah dari penjualan kopi.
"Dengan mengekspor sendiri kopi arabika ke negara-negara Eropa, tentunya para petani kopi di Bondowoso akan semakin sejahtera karena akan mendapatkan nilai tambah dari penjualan kopi," ujar Ketua Koperasi Rejo Tani Bondowoso Suyitno di Bondowoso, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa selama ini, petani kopi khususnya arabika diekspor melalui beberapa "buyer" atau eksportir swasta. Oleh karenanya, pihakya bersama-sama para petani di Bondowoso akan mencari investor untuk membantu permodalan agar dapat mengekspor sendiri.
Sejauh ini petani, kata dia, menjual kopi arabika kepada eksportir swasta (buyer) HS kering angin (masih ada kulit cangkang dalam) seharga Rp22.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
"Nah kalau petani bisa ekspor dan mengelola sendiri pastinya ada nilai tambah, yakni petani bisa menjual dalam bentuk green bean atau OC kering (berasan), yang harganya bisa sampai Rp70.000 hingga Rp100.000 per kilogramnya," paparnya.
Suyitno mengatakan, Koperasi Rejo Tani memiliki anggota sebanyak 44 kelompok tani. Kelompok tani kopi arabika tersebut hingga sekarang sudah mengelola lahan kopi sekitar 14 ribu hektare.
Dan potensi produksi dalam satu hektare lahan kopi arabika, lanjut dia, bisa menghasilkan 5 kuintal kopi gelondongan basah, dari 14 ribu hektare tanaman kopi arabika, itu 7 ribu ha diantaranya sudah berproduksi, sementara 7 ha lainnya masih dalam tahapan tanam.
"Untuk bisa ekspor kopi sendiri, petani yang yang tergabung dalam Koperasi Rejo Tani Bondowoso kerap melakukan pertemuan. Dan kami selalu memberikan pembinaan untuk mempertahankan kualitas kopi arabika," ucapnya.
Ia menyebutkan, pada 2014 petani kopi arabika Bondowoso mengekspor sebanyak 529 ton, dan pada tahun berikutnya 2015 meningkat menjadi sekitar 800 ton serta pada tahun ini mencapai 1.600 ton atau lebih 600 ton dari target 2016 1.000 ton kopi arabika.
"Makanya, kami optimistis pada tahun 2018 dapat mengekspor kopi secara mandiri, karena pada 2018 akan ada penambahan dua kali lipat tanaman kopi yang akan berproduksi sekitar 7 ribu hektare," katanya.
Ia menambahkan, Kopi arabika milik petani kopi yang berada di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, Kecamatan Sempol, sejauh ini di ekspor ke sejumlah negara di Eropa, diantaranya Swiss, Amerika, dan Inggris serta sejumlah negara Eropa lainnya.
"Selain ke negara-negara Eropa kopi Bondowoso juga dikirim ke sejumlah negara di Asia," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Dengan mengekspor sendiri kopi arabika ke negara-negara Eropa, tentunya para petani kopi di Bondowoso akan semakin sejahtera karena akan mendapatkan nilai tambah dari penjualan kopi," ujar Ketua Koperasi Rejo Tani Bondowoso Suyitno di Bondowoso, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa selama ini, petani kopi khususnya arabika diekspor melalui beberapa "buyer" atau eksportir swasta. Oleh karenanya, pihakya bersama-sama para petani di Bondowoso akan mencari investor untuk membantu permodalan agar dapat mengekspor sendiri.
Sejauh ini petani, kata dia, menjual kopi arabika kepada eksportir swasta (buyer) HS kering angin (masih ada kulit cangkang dalam) seharga Rp22.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
"Nah kalau petani bisa ekspor dan mengelola sendiri pastinya ada nilai tambah, yakni petani bisa menjual dalam bentuk green bean atau OC kering (berasan), yang harganya bisa sampai Rp70.000 hingga Rp100.000 per kilogramnya," paparnya.
Suyitno mengatakan, Koperasi Rejo Tani memiliki anggota sebanyak 44 kelompok tani. Kelompok tani kopi arabika tersebut hingga sekarang sudah mengelola lahan kopi sekitar 14 ribu hektare.
Dan potensi produksi dalam satu hektare lahan kopi arabika, lanjut dia, bisa menghasilkan 5 kuintal kopi gelondongan basah, dari 14 ribu hektare tanaman kopi arabika, itu 7 ribu ha diantaranya sudah berproduksi, sementara 7 ha lainnya masih dalam tahapan tanam.
"Untuk bisa ekspor kopi sendiri, petani yang yang tergabung dalam Koperasi Rejo Tani Bondowoso kerap melakukan pertemuan. Dan kami selalu memberikan pembinaan untuk mempertahankan kualitas kopi arabika," ucapnya.
Ia menyebutkan, pada 2014 petani kopi arabika Bondowoso mengekspor sebanyak 529 ton, dan pada tahun berikutnya 2015 meningkat menjadi sekitar 800 ton serta pada tahun ini mencapai 1.600 ton atau lebih 600 ton dari target 2016 1.000 ton kopi arabika.
"Makanya, kami optimistis pada tahun 2018 dapat mengekspor kopi secara mandiri, karena pada 2018 akan ada penambahan dua kali lipat tanaman kopi yang akan berproduksi sekitar 7 ribu hektare," katanya.
Ia menambahkan, Kopi arabika milik petani kopi yang berada di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, Kecamatan Sempol, sejauh ini di ekspor ke sejumlah negara di Eropa, diantaranya Swiss, Amerika, dan Inggris serta sejumlah negara Eropa lainnya.
"Selain ke negara-negara Eropa kopi Bondowoso juga dikirim ke sejumlah negara di Asia," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016