Situbondo (Antara Jatim) - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memanfaatkan media sosial sebagai pemasaran hasil kerajinan batik karena lebih mudah dalam proses penjualannya.
"Di PKBM Desa/ Kecamatan Kendit ini baru sekitar 3 bulan melaksanakan kegiatan kerajinan membatik cap atau stempel. Dan alhamdulillah penjualannya serta orang yang memesan sudah lumayan banyak," ujar Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Fathony Situbondo Muhammad Sulaeman di Situbondo, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa sejak dimulainya kegiatan kerajinan batik cap, ia memang sengaja memasarkan hasil kerajinan batiknya dengan memanfaatkan media sosial Facebook, Black Berry Massangger (BBM) dan Whatsapp (WA).
Jumlah penjualan kerajinan batik cap di PKBM Al Fathony itu, kata dia, melalui media sosial selama 3 bulan terakhir sudah mencapai sekitar 150 lembar batik atau setiap bulannya rata-rata terjual 50 lembar.
"Harganya barvariasi, mulai dari harga Rp85.000 hingga Rp150.000 per lembar batik, tergantung banyaknya warna dan motif batik. Karena batik cap atau stempel tentu lebih murah dibandingkan batik tulis," katanya.
Ia menyebutkan, penjualan batik cap tersebut yang dijual melalui media sosial sudah terjual ke sejumlah luar Kabupaten Situbondo, diantaranya Kabupaten Bondowoso, Probolinggo dan bahkan hingga ke luar Pulau Jawa, seperti Bali dan Jambi, Sumatera.
"Awalnya kami menjualnya kepada teman-teman di media sosial facebook dan WA serta BBM. Dan sekarang sudah banyak yang tahu promosi kami yang di unggah di media sosial facebook," ucapnya.
Menurut Sulaeman, PKBM yang dipimpinnya itu memiliki 10 orang karyawan yang berasal dari ibu-ibu rumah tangga dan anak yang putus sekolah yang juga bergabung di PKBM program Kejar Paket B dan C. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Di PKBM Desa/ Kecamatan Kendit ini baru sekitar 3 bulan melaksanakan kegiatan kerajinan membatik cap atau stempel. Dan alhamdulillah penjualannya serta orang yang memesan sudah lumayan banyak," ujar Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Fathony Situbondo Muhammad Sulaeman di Situbondo, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa sejak dimulainya kegiatan kerajinan batik cap, ia memang sengaja memasarkan hasil kerajinan batiknya dengan memanfaatkan media sosial Facebook, Black Berry Massangger (BBM) dan Whatsapp (WA).
Jumlah penjualan kerajinan batik cap di PKBM Al Fathony itu, kata dia, melalui media sosial selama 3 bulan terakhir sudah mencapai sekitar 150 lembar batik atau setiap bulannya rata-rata terjual 50 lembar.
"Harganya barvariasi, mulai dari harga Rp85.000 hingga Rp150.000 per lembar batik, tergantung banyaknya warna dan motif batik. Karena batik cap atau stempel tentu lebih murah dibandingkan batik tulis," katanya.
Ia menyebutkan, penjualan batik cap tersebut yang dijual melalui media sosial sudah terjual ke sejumlah luar Kabupaten Situbondo, diantaranya Kabupaten Bondowoso, Probolinggo dan bahkan hingga ke luar Pulau Jawa, seperti Bali dan Jambi, Sumatera.
"Awalnya kami menjualnya kepada teman-teman di media sosial facebook dan WA serta BBM. Dan sekarang sudah banyak yang tahu promosi kami yang di unggah di media sosial facebook," ucapnya.
Menurut Sulaeman, PKBM yang dipimpinnya itu memiliki 10 orang karyawan yang berasal dari ibu-ibu rumah tangga dan anak yang putus sekolah yang juga bergabung di PKBM program Kejar Paket B dan C. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016