Lumajang (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang meminta masyarakat untuk mewaspadai daerah rawan longsor di jalur selatan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur.

"Hujan dengan intensitas sedang mulai mengguyur Kabupaten Lumajang sejak akhir September 2016, sehingga kami imbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap sejumlah titik rawan banjir dan tanah longsor," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Lumajang Hendro Wahyono di Lumajang, Sabtu.

Jalur Piket Nol yang menghubungkan Kabupaten Lumajang menuju Malang atau sebaliknya sepanjang 72,4 kilometer tersebut rawan longsor dan pohon tumbang, bahkan akses jalan juga sempit, curam, dan berkelok-kelok, serta di beberapa titik tidak dilengkapi penerangan jalan umum.

"Perlu diwaspadai dari kilometer 54 (KM 54) hingga kilometer 59 (KM 59) karena sedikitnya ada lima titik rawan longsor yang dapat terjadi sewaktu-waktu di jalur Piket Nol itu," tuturnya.

Menurut dia, titik rawan longsor itu tepat di atas jembatan Perak baik berupa longsor batu dan tanah dari atas tebing yang disebabkan labilnya kontur tanah di kawasan setempat, apabila diguyur hujan.

"Jalan berliku di kawasan Piket Nol yang berada di lereng Gunung Semeru itu juga rawan pohon tumbang, sehingga pengguna jalan diimbau tidak melintasi jalur selatan Lumajang-Malang saat hujan deras disertai angin kencang," tuturnya.

BPBD Lumajang, lanjut dia, berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur untuk menyiagakan alat berat di dekat titik-titik rawan longsor di jalur selatan Lumajang-Malang itu, sehingga ketika terjadi longsor dapat segera diatasi.

"Saat hujan deras mengguyur Lumajang, kami imbau masyarakat sebaiknya menggunakan jalur utara yang dinilai lebih aman dan tidak melewati jalur selatan untuk menuju Malang karena sangat berbahaya," ujarnya menambahkan.

Sejumlah rambu-rambu peringatan juga sudah dipasang di titik rawan longsor jalur Piket Nol, sehingga pengguna jalan yang melintas di akses jalan berbukit itu harus ekstra hati-hati untuk menghindari reruntuhan tanah longsor dari atas tebing.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016