Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas terus  mendorong para petani di daerahnya untuk ikut program Asuransi Usaha Tani Padi agar usaha mereka terlindungi jika terjadi masalah.
     
"Sangat banyak program pemerintah pusat yang sangat bagus, namun implementasinya perlu dukungan pemerintah daerah secara penuh, seperti asuransi pertanian ini. Kami di jajaran pemerintah daerah mendukung penuh dengan membantu sosialisasi, mengawal di lapangan agar tepat sasaran, termasuk dengan mengerahkan tenaga dan penyuluh kami di lapangan," ujar Anas saat menyerahkan secara simbolis polis asuransi kepada perwakilan petani di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
     
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) adalah program asuransi dari Kementerian Pertanian dengan menggandeng perusahaan asuransi BUMN, yakni PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Tujuannya, memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen sebagai akibat banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Sasarannya, kata Anas, adalah petani pemilik maupun penggarap dengan lahan maksimal seluas 2 hektare. Sejatinya, premi yang harus dibayarkan petani adalah Rp180.000 per hektare per musim tanam. Namun, ada subsidi 80 persen atau Rp144.000 dari pemerintah, sehingga petani hanya membayar Rp36.000 per hektare per musim tanam.
     
"Preminya murah, namun manfaatnya sangat besar. Coba bayangkan, mereka cukup membayar Rp36 ribu per hektare untuk sekali musim tanam. Tapi tentu kita kawal agar angka gagal panen minim, karena tujuan bertani kan produksi komoditas, bukan untuk dapat klaim asuransi,”" ujar Anas disambut tawa para petani.
     
Pemkab Banyuwangi, lanjut dia, sudah memfasilitasi secara bertahap alat produksi pertanian, pelatihan, sekolah lapang petani, infrastruktur sumber daya air, dan sebagainya.
     
"Memang masih belum ideal karena berbagai keterbatasan, tapi dengan itu mari bersama-sama bekerja keras agar produksi pertanian terus meningkat," ujarnya.
     
Anas juga mengimbau agar para petani tidak menggunakan jasa orang ketiga untuk mengurus segala keperluan asuransinya. Cukup dilakukan sendiri dengan pendampingan petugas dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Banyuwangi dan kelompok taninya.
     
"Petani harus mengurusnya sendiri, mulai dari mendaftar hingga mengurus klaimnya nanti. Jangan sampai melibatkan calo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya, kami terus meminta Distanhutbun untuk melakukan pengawasan, agar semua tepat sasaran," katanya.
     
Salah seorang petani Banyuwangi yang sudah merasakan manfaat dari asuransi itu adalah Farid Junaidi. Petani asal Kertosari itu mengaku baru mengasuransikan satu hektare sawahnya pada 10 Agustus lalu. Baru lima belas hari mendaftar, tanaman padinya diserang hama hingga kerusakannya mencapai 75 persen dari lahan tanam yang dia miliki.
     
"Saya segera lapor ke PT Jasindo dan pengamat hama. Mereka langsung survei ke lapangan. Selang beberapa hari, klaim asuransinya langsung ditransfer ke rekening saya. Prosesnya mudah dan cepat," ujar anggota kelompok tani Dewi Sri 2 Kelurahan Kertosari ini.
     
Klaim yang diterima Farid sebesar Rp6 juta karena lahan yang diasuransikan hanya seluas satu hektare.
     
Farid mengakui ketertarikannya mengikuti program ini lantaran sifat perlindungan dari asuransi. "Daripada uang untuk beli rokok, mending saya buat asuransi. Murah, hanya Rp36 ribu tapi sudah bisa menjamin hasil sawah kita," ujar Farid.
     
Kepala Distanhutbun Banyuwangi Ikrori Hutando menambahkan Kementerian Pertanian menargetkan jangkauan AUTP pada tahun 2016 di Banyuwangi seluas 9.978 hektare. Adapun realisasi AUTP hingga September 2016 seluas 1.020,53 hektare.
     
"Hingga akhir tahun 2016, kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Petani akan terus kami dorong untuk mengikuti program ini," ujarnya.
     
Dijelaskan Ikrori, realisasi AUTP di Banyuwangi seluas 1.020,53 hektare atau 7,52 persen dari luas tanam padi umur 1-2 bulan saat ini di Banyuwangi yang seluas 13.567 hektare. Luas yang terlidnungi AUTP tersebut meliputi 13 kecamatan dan diikuti sebanyak 1.803 petani dari 75 kelompok tani.
     
"Total nilai pertanggungan asuransinya Rp 6.123.205.200. Rinciannya nilai premi subsidi pemerintah Rp146.956.924,80 dan nilai premi swadaya yang dibayar petani Rp36.739.231,20," kata Ikrori. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016