Surabaya  (Antara Jatim) - Jurusan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan seminar tentang "Daur Ulang Plastik bagi Lingkungan" untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang plastik.

"Ini agar masyarakat tahu jika kita mengolah sampah plastik dengan benar maka akan ada nilai positif. Karena selama ini masyarakat menganggap bahwa plastik ialah 'momok' yang selalu berkembang dan tidak bisa didaur ulang," kata Ketua Panitia  Seminar bertajuk 'Manufacturing Technology Update', Sunardi Tjandra, di kampus setempat, Selasa.

Pria yang juga merupakan Kaprodi Teknik Manufaktur ini mengatakan jika nilai tambah yang dihasilkan dari plastik bisa dirasakan oleh masyarakat serta pihak yang berhubungan dengan plastik seperti pemulung, pengepul, hingga industri daur ulang plastik.

"Cara sederhana untuk mengolah sampah plastik itu sendiri antara lain membedakan antara sampah basah dan kering, lalu sampah yang bisa didaur ulang dan tidak, kemudian setelah sampah itu masuk ke pabrik dan diolah dangan beberapa proses, maka sampah tersebut akan menjadi biji plastik. "Jadi prosesnya lebih cepat," tuturnya.

Sunardi juga mengatakan jika pihaknya nanti akan mengadakan sosialisasi ke berbagai Sekolah Dasar (SD) untuk mengenalkan jenis-jenis sampah plastik dan cara mengolahnya.

"Kenapa memilih anak SD, karena anak kecil lebih mudah untuk diberi arahan yang positif, sehingga nanti jika mereka dewasa akan mengenal sampah plastik," tuturnya.

Tujuan dari seminar ini juga disepakati oleh pihak Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Willy. Tandiyo saat ditemui setelah menjadi pembicara di seminar tersebut.

Willy yang juga merupakan praktisi pemilik industri daur  ulang  plastik  PT.  Pradha Karya Perkasa mengatakan jika selama ini masyarakat Indonesia masih belum mengenal jenis sampah plastik dan cara mengolahnya.

Selain itu, Willy juga menyatakan jika plastik memiliki beberapa jenis. Dari jenis-jenis tersebut, ada beberapa jenis plastik yang berbahaya jika dibuat untuk kemasan makanan.

"Plastik yang bening dan kebiru-biruan hanya boleh digunakan satu kali, tidak untuk digunakan beberapa kali. Sedangkan ada juga plastik yang pewarnanya luntur, itu sangat berbahaya jika digunakan untuk mengemas makanan," katanya.

Willy menambahkan jika masyarakat perlu mengenal jenis plastik. Selain itu, ia berpendapat jika plastik hanya untuk orang-orang yang kreatif.

"Sampah plastik  hanya  untuk   orang kreatif  yang  tahu jenis  plastik dan  cara  memprosesnya, sehingga menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai," imbuhnya. (*)

Pewarta: Cindiana Aulia Saputri

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016