Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyerahkan sapi kurban milik Presiden RI Joko Widodo ke takmir Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya usai menunaikan Shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1437 Hijriah di masjid tersebut.

"Alhamdulillah, Presiden RI Joko Widodo berkurban di Surabaya dan diserahkan ke Masjid Al-Akbar untuk dibagikan kepada yang berhak," ujarnya di sela penyerahan yang diterima Direktur Utama Masjid Al-Akbar Endro Siswantoro, Senin.

Sapi kurban milik Presiden berjenis peranakan ongole (PO) seberat 1,1 ton yang dibeli dari peternak asal Panceng, Gresik, Jawa Timur.

"Sapi ini asli dari Jatim dan Presiden sudah dua kali berturut-turut berkurban di masjid ini. Semoga membawa berkah dan ridho Allah SWT," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Selain menyerahkan sapi kurban dari Presiden, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga menyerahkan kurban miliknya, yakni berjenis sapi simental dengan berat 1,05 ton yang dibeli dari Peternak di Bojonegoro.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur Saifullah Yusuf yang juga menyerahkan sapi kurban berjenis limosin dengan berat sekitar 850 kilogram.

Selain itu, seluruh pejabat Forkopimda Jatim juga menyumbangkan kurban sapinya, seperti Sekdaprov Jatim Akhmad Sukardi, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, Kajati Jatim, Kepala Pengadilan Tinggi Jatim, serta Pangarmatim.

Sementara itu, Direktur Utama Masjid Al-Akbar Endro Siswantoro berterima kasih kepada seluruh pihak yang berkurban, termasuk Presiden Joko Widodo yang sudah dua kali berkurban di sana.

"Total kurban yang diterima Masjid Al-Akbar untuk kemudian dibagikan sebanyak 23 ekor sapi dan 70 ekor kambing. Nanti sembilan ekor sapi akan dibagikan ke sembilan masjid, sedangkan lainnya disembelih di Al-Akbar pada Selasa, 13 September," katanya.

Di sisi lain, bertindak sebagai imam shalat Idul Adha adalah H. Ahmad Muzakky, S.TH. I, sedangkan khatib yaitu Dr. KH. Marzuki Mustamar selaku pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rozad Malang.

Pada kesempatan tersebut, khatib membawakan materi yang menyampaikan bahwa cinta terhadap Tanah Air adalah sebagian dari iman.

"Membangun negara bukan hanya pemerintah dan ulama, tapi tugas kita semua karena termasuk dari ibadah," kata khatib yang juga dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.

Tidak itu saja, masyarakat juga diimbau berhati-hati terhadap munculnya gerakan yang mengarah terhadap radikalisme maupun terorisme di tengah lingkungan sekitar karena akan memecah belah kesatuan NKRI.

"Mari jaga negara kita agar menjadi negara 'baldatun toyyibatun wa Robbun ghofur' yaitu negara yang adil dan makmur serta diridhoi Allah SWT," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016